05|Wanita Membosankan

1K 211 24
                                    

"SAJANGNIM!"

Jisoo terlonjak saat mendengar adanya teriakan yang amat nyaring. Ia nyaris berlari, saat melihat seorang wanita bersetelan rapi, berjalan terburu-buru ke arahnya. Jisoo semakin mengeratkan tangannya yang melingkar di pergelangan Taehyung, dan mendongak meminta jawaban pria itu, namun Taehyung memberikan respons senyum dan mengangguk.

Kembali lagi pada sosok ceria yang berteriak lantang. Im Nayeon; sekretaris pribadi Jisoo. Gadis bergigi kelinci itu memberikan penghormatan dengan membungkukkan tubuhnya beberapa kali, dan menatap dengan pandangan sedih ketika melihat atasannya dari dekat.

"Sajangnim, saya benar-benar sedih mendengar kabar anda kecelakaan," Nayeon menyeka di bawah matanya, "saya menangis semalaman setelah diberitahu berita itu, tapi syukurlah! Melihat Sajangnim sekarang dan berdiri sehat di depan saya, saya merasa sangat lega."

Apa yang harus ia lakukan sebagai tanda terima kasih karena sudah khawatir? Jisoo berusaha menarik bibirnya untuk tersenyum, dan mengangguk kecil. Demi Tuhan, tanpa ingin membuat gadis ini kecewa sedikitpun, namun Jisoo benar-benar tidak ingat dia siapa. Atau mungkin tidak tahu.

Seolah mengerti dengan tanda tanya yang istrinya susun dalam kepala, Taehyung lalu membuka suara. "Ini Nayeon, sekretaris pribadimu di perusahaan," matanya lalu beralih menatap Nayeon, "maaf, Nayeon, setelah kecelakaannya, Jisoo tidak bisa mengingat terlalu banyak. Jadi, aku mohon pengertiannya."

Mulut serta mata Nayeon terbuka lebar, yang langsung ia tutupi dengan cepat. "Ya Tuhan!" Tentu ia mendadak syok, terlebih lagi merasa prihatin karena sebelum ini ia memiliki hubungan yang cukup dekat dengan Sajangnim (setidaknya Nayeon beranggapan begitu) "S-Sajangnim tidak mengingatku?"

Memberikan gelengan pelan yang jujur, sejauh manapun ia mencoba ingat, Jisoo tidak menemukan kenangan apapun tentang perempuan ini di memorinya.

Begitulah seterusnya Jisoo harus mengemban peran baru. Dalam ingatannya ia adalah gadis populer SMA yang bergantung pada fasilitas yang diberikan oleh ayahnya. Mana sempat berpikir bahwa kini ia adalah wanita kantoran yang menjabat sebagai pemimpin utama.

Jisoo duduk di kursi kebesarannya menghadap belasan orang lain yang saat ini tengah menatapnya. Ia tidak melakukan apapun, dan membiarkan Taehyung menyelesaikan segala persoalan. Dimulai dari menjelaskan bagaimana keadaan Jisoo sekarang, dan juga mulai memperkenalkan satu persatu orang yang duduk di depannya beserta jabatan mereka kepada sang istri.

Sungguh gila. Jisoo pikir dengan menjadi wanita yang bekerja di kantor saja sudah jauh melenceng dari pasionnya. Ternyata ada kenyataan yang lebih mencengangkan nan harus ia terima. Memimpin perusahaan besar dan disegani semua orang. Woah, Jisoo tidak menduga.

Jisoo tidak tahu dimana dirinya mendapatkan kekuatan untuk dulu bekerja terlalu tekun di kantor. Bahkan hari ini, hari pertamanya datang—belum mengerjakan apa-apa, seolah baru pengenalan lingkungan, ia sudah merasa seluruh energinya langsung banyak terkuras. Bagaimana jika besok atau kapan waktunya, Jisoo sudah terjebak secara keseluruhan? Ouh, itu pasti membosankan sekali, dan akan membuatnya cepat tua. Tidakk!

Taehyung yang duduk di sebelah wanita itu mengulum senyuman kecil. Melihat bagaimana gerak-gerik Jisoo sejak tadi yang sedikit berlebihan berekspresi (namun menggemaskan di mata Taehyung) membuat dirinya terhibur. Tubuhnya ia geser semakin rapat ke arah empunya. Taehyung mengulas senyuman manis saat membalas tatapan Jisoo.

"Kau bisa meminjam bahuku untuk bersandar," ujarnya, dan menunjuk area yang ia maksud dengan dagu.

Jisoo menggigit bibir, dilanda perasaan salah tingkah yang menggunung. Taehyung terlalu baik, namun itu semakin tidak baik bagi kesehatan jantungnya. Tidak tahukah pria itu, sikapnya yang terus-terusan manis, membuat Jisoo ingin menjerit?! Jiwa gadisnya meronta-ronta, seperti remaja yang sedang kasmaran.

Forever YoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang