Jisoo duduk dengan wajah yang ditekuk khawatir. Wanita yang menggunakan pakaian pasien rumah sakit itu terlihat sibuk dengan pikirannya. Sampai dari arah pintu, ketika ada langkah baru yang masuk, dia bahkan tidak menyadari.
"Hai, Jisoo." Sampai Doyoung memutuskan untuk memberi sapaan lebih dulu.
Pria itu mencurahkan senyuman hangat dan segera menaruh bucket bunga besar yang ia bawa sebagai buah tangan untuk menjenguk, ke atas meja. Kemudian beralih duduk di kursi samping ranjang wanita itu.
Meski tidak ada keinginan untuk tersenyum, karena hatinya yang begitu resah dan cemas, namun Jisoo tetap berusaha menyambut kedatangan Kim Doyoung; sepupunya dengan ramah. "Kau datang menjengukku? Terima kasih."
Memberikan usapan di perut Jisoo yang tampak besar, Doyoung cukup lama melirik ke sana. Di balik senyum tulus yang tercurah, terdapat berbagai perasaan nan bergejolak. "Bagaimana keadaanmu dan calon keponakanku? Kalian sehat?"
Jisoo mengangguk. Tidak sepenuhnya sehat, namun keadaannya hari ini lebih baik ketimbang kemarin. "Dokter bilang jadwal operasi sudah ditetapkan. Aku sedikit takut."
Tangan Doyoung yang tadi mengusap perut wanita itu, beralih pada keberadaan tangannya. Mengelus punggung tangan Jisoo dengan lembut. "Kau pasti akan baik-baik saja."
Semoga begitu. Bibir Jisoo menampilkan raut cemberut lagi. "Taehyung, apa Taehyung menghubungimu? Aku tidak diizinkan untuk menggunakan ponselku. Bolehkan aku meminjam milikmu untuk menelponnya?"
Geraham Doyoung mengetat mendengarkan nama Taehyung keluar dari bibir Jisoo. Bahkan saat mereka sedang berdua dalam kondisi seperti ini, Jisoo masih sempat-sempatnya teringat Taehyung. Wanita ini sama sekali tidak memikirkan perasaannya. Yang ada di otak Jisoo hanyalah Taehyung, sampai matanya buta untuk melihat bahwa Doyoung jauh lebih baik ketimbang lelaki miskin itu.
"Tidak. Taehyung tidak menghubungiku." Tapi di depan Jisoo, tentu saja Doyoung tidak akan mengungkapkan isi hatinya begitu saja. Ia tidak akan bisa memisahkan Jisoo dengan Taehyung menggunakan jalan yang mudah, sehingga kunci otak dan akal adalah caranya. "mungkin saja Taehyung sedang sibuk mengejar wisudanya. Aku dengar dari Paman, dia akan segera menyelesaikan perkuliahan dan bisa bergabung di perusahaan ayahmu. Taehyung pasti sedang bekerja keras untuk itu."
Bibir Jisoo mengerucut. Ia tahu, perkuliahan memang penting, apalagi sekarang Taehyung sudah berada di ujung dan tinggal selangkah lagi. Tapi bukankah keadaan Jisoo sekarang lebih penting? Bagaimana mungkin laki-laki itu tidak pulang—bahkan sekadar menghubunginya, menjelang persalinan?
Doyoung yang dapat membaca situasi hati dari wajah Jisoo, diam-diam mengulum senyum. "Jisoo, tidakkah kau berpikir?"
Menoleh dengan wajah penasaran, kening Jisoo bahkan mengernyit mendengar ucapan Doyoung. "Berpikir apa?"
Ia harus pintar memanfaatkan keadaan, karena posisi Doyoung sekarang benar-benar terjepit. Ia harus ahli mencari celah untuk membuat hubungan Jisoo dan Taehyung merenggang.
"Maafkan aku jika berpikir terlalu lancang. Sebenarnya aku tidak ingin berbagi hal ini denganmu, hanya saja, aku juga merasa tidak tega untuk menyimpannya sendirian."
Tentu Jisoo semakin penasaran. "Apa yang sebenarnya ingin kau katakan? Berucaplah yang jelas, Kin Doyoung. Jangan berbelit-belit."
Menghela napas, Doyoung lagi-lagi merasa menang akan hal itu. "Tidakkah menurutmu Taehyung sedikit mencurigakan? Oh, maksudku, bisa saja dia benar-benar pria yang baik pada awalnya. Hanya saja..." mengutarakan tatapan lembut namun mempengaruhi, ia jabarkan ketika bertukar pandang dengan Jisoo. "hanya saja, tidak akan ada yang sanggup menahan diri jika sudah dihadapkan dengan sebuah kekuasaan dan uang dalam jumlah yang besar."

KAMU SEDANG MEMBACA
Forever Young
RomanceSejak kecelakaan yang dialaminya Jisoo si gadis 17 tahun terjebak di tubuh wanita dewasa 32 tahun. Semuanya seolah tidak terkendali saat tahu-tahunya ia harus mengemban peran menjadi seorang ibu dan juga istri dari pria yang tidak ia kenali Publish:...