18|Kencan Dadakan

968 165 70
                                    

Baru saja matanya terbuka, Jisoo sudah harus menemui presensi wajah Taehyung yang tengah menatapnya. Pipi Jisoo merekah dengan cepat. Ia segera menarik keberadaan selimut yang membingkai hingga dada, untuk naik sampai ke batang hidungnya. Menyisakan sepasang kelopak mata yang masih mengerjap lucu, mencari celah agar tidak ketara sedang salah tingkah.

Padahal aslinya Taehyung juga sudah tahu. Tak dapat ditahan, ia terkekeh melihat tingkah Jisoo yang seperti itu. Istri kecilnya ini memang penuh dengan hal-hal menggemaskan. "Selamat pagi." Taehyung menyapa.

Masih dengan senyum yang tertahan di sebalik selimut, mata Jisoo terlihat menyipit seperti bulan sabit, ketika kepalanya mengangguk. "Selamat pagi juga," kemudian berkeliaran memandang hal lain, asal tidak wajah Taehyung. Aduh, rasanya masih malu. "tapi sepertinya tidak bisa dikatakan pagi lagi." Jarum jam yang berputar sudah merujuk pada angka sebelas. Sudah hampir tengah hari, jadi mana bisa dikatakan masih pagi? Toh, bukankah pagi yang sebenarnya, sudah mereka habiskan untuk melakukan hal yang panjang?

Taehyung mengulum senyum. Ia berusaha menarik selimut turun dari wajah istrinya, namun Jisoo menahan dan menggeleng. Katanya masih malu. "Aku sudah menyiapkan air hangat untuk mandi. Ayo bangun."

"Mandi bersama?"

"Jika kau tidak keberatan."

Jantung Jisoo memompa tak karuan. Tindakan Taehyung sejak semalam sampai sekarang benar-benar membuatnya banyak berdebar. Tapi sialnya, Jisoo selalu menganggap opsi yang pria itu katakan, sebagai sesuatu yang menarik dan wajib dicoba. Perlahan, ia pun menurunkan selimut yang menutupi wajah, mempertontonkan wajah merahnya secara terang-terangan kepada laki-laki itu.

"Kau bisa menggendongku?" Sebenarnya paha Jisoo masih terasa nyeri akibat perbuatan mereka tadi pagi. Sendinya pun pasti masih gemetar bila harus menahan bobot tubuh—apalagi berjalan.

"Tanpa kau minta, aku pasti akan menggendongmu, Permaisuriku."

Setelah mengatakannya, Taehyung menyikap selimut yang berada di atas tubuh mereka. Membawa diri untuk segera bangun, dan mengambil posisi berdiri di samping tubuh istrinya, sebelum menggendong wanita itu. Wajah Jisoo terlihat malu-malu saat mereka bertatapan, dan empunya memilih untuk bersembunyi di ceruk leher Taehyung. Menggemaskan sekali memang tingkah wanita ini.

Langkah kaki Taehyung berayun ke arah kamar mandi. Hal pertama yang dapat Jisoo hirup ketika memasukinya adalah wewangian mawar yang semerbak. Ia pun cukup terpukau dengan pemandangan bathup yang sudah dipenuhi dengan ribuan kelopak bunga. Aah, Taehyung sungguh romantis!

Menurut saat diturunkan, Jisoo cukup menikmati tubuhnya yang tenggelam dalam pemandian air hangat yang sudah Taehyung persiapkan. Suhu panasnya sesuai dengan yang Jisoo suka. Membuatnya lagi-lagi merasa semakin bergantung pada Taehyung. Hal kecil seperti ini saja Taehyung perhatikan dengan baik.

Bathub yang mereka miliki mempunyai volume yang cukup luas, sehingga nyaman digunakan untuk berdua. Setelah melakukan hal yang diperlukan, Taehyung juga menyusul untuk bergabung bersama istrinya. Mengambil tempat tepat di belakang Jisoo—mendudukkan wanita itu di atas pangkuannya.

Bohong jika Jisoo sudah terbiasa dengan hal-hal seperti ini. Meskipun mereka telah melakukan hal yang lebih, tapi tetap saja, berdekatan dengan Taehyung—memiliki interaksi se romantis dan seintim ini—bahkan ketika mereka berpandangan saja, Jisoo rasanya masih salah tingkah. Sehingga untuk mengurai rasa gugupnya, ia memilih untuk memainkan beberapa kelopak mawar yang mengapung. Warnanya merah pekat. Cantik sekali.

"Kita kesiangan. Tidak masalah? Bagaimana dengan urusan pekerjaan di kantor?"

Sebenarnya ini di luar kendalinya juga. Tidak biasanya Taehyung bersikap lalai yang menyebabkannya terlambat, apalagi sampai bolos bekerja. Tapi dengan lantang Taehyung sampaikan, apa yang mereka lakukan tadi pagi—nan menjadi alasan mereka terlambat bangun, Taehyung tidak akan menyesal. Ia bahkan tidak keberatan jika harus menunda pekerjaan (lagi) ke depannya, karena alasan yang sama.

Forever YoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang