"Siang Bu Rahma, saya Nabila dari kantor hukum HN & Partner Bu" Nabila memberikan senyum terbaiknya sembari meneliti penampilan Rahma dari bawah hingga atas
Nabila tak heran melihat beberapa bekas pukulan di tubuh wanita paruh baya itu, punggung kaki yang tampak memar kehitaman menandakan insiden terjadi beberapa waktu lalu di tambah sedikit luka gores di bagian dagu
"Iya mbak silahkan duduk, sebentar minumnya masih di buatkan" Rahma menunduk memainkan ujung daster se lutut yang ia kenakan
"Ibu mohon maaf sebelumnya saya pengacara baru di kantor, kebetulan saya tertarik dengan kasus Bu Rahma boleh saya tau permasalahannya bu? " Bila tak boleh gegabah ia harus dapat membuat Rahma percaya sebelum memulai investigasinya
"Ga ada mbak, sudah saya selesaikan kan kasusnya... Sudah saya cabut" Rahma tersenyum walau tak dapat menyembunyikan wajah resahnya
"Oh begitu, aduhh... Mohon maaf sepertinya pihak kami membuat kesalahan ya Bu karna saya liat berkas perkara milik Bu Rahma masih ada di meja kerja saya, Alhamdulillah kalau masalahnya selesai bu" Bila mencurigai sesuatu
"Waktu itu permasalahannya di tangani secara kekeluargaan ya bu? " Tanya Bila lagi
"Iya mbak" Mata Nabila melihat sebuah foto berukuran cukup besar tergantung di dinding memperlihatkan Bu Rahma bersama dua orang anak kembar juga seorang laki laki yang di duga suami Bu Rahma
"Oh itu foto anak anak ibu ya? Kelas berapa sekarang ya bu? " Bila mulai memancing informasi
"Ah itu... Hmmm itu SMP sekarang mbak" Sorot mata Bu Rahma mulai acak, Bila tau ada yang salah disini
"Oh ganteng ganteng ya anak ibu Rahma... Alhamdulillah kalau masalahnya selesai ya Bu, semoga kita bisa ketemu di lain waktu Bu Rahma" Nabila berdiri dan menyelipkan kartu namanya lada tangan Rahma, Nabila cukup percaya diri tebakannya tak akan jauh meleset
Nabila dan tim memutuskan kembali ke mobil mereka walau tak mendapat informasi sedikitpun
"Bu.. Kenapa kita kesini lagi? Kan sudah selesai kasusnya" Tanya Intan dari kursi belakang mobil Nabila
"Kamu percaya?" Tanya Bila balik
"Kalau tebakan saya ga meleset, dia pasti di ancam nah yang harus kita cari tau ancaman apa yang dia terima sampe bikin dia cabut tuntutan" Imbuh Bila lagi
"Bu... Kalau dia di ancam beneran berarti kita ga jadi pengacara bu, kita jadinya detektif haha" Celetukan intan membuat Nabila dan Arya tertawa
"Disini tergugat nya itu suaminya bu, dia mantan lurah dua periode di daerah sini jadi ya masih termasuk salah satu orang berpengaruh kita harus hati hati" Arya memperingatkan kedua wanita rekan kerjanya itu
"Ahh gapapa mas Ar, kan pacar ibu anggota... Menang kita udah" Bila tersipu mendengar ucapan Intan
"Iya iya.. Tapi tetep kita harus hati hati" Ucap Arya lagi
"Arya bener tau Tan, kita ga boleh sembarangan nilai orang apalagi suaminya bu Rahma bisa beresiko mencelakakan kita juga kalau ada selisih paham kan? " Bila juga mencoba memberi penjelasan pada kedua anak buahnya
"Kalo saya ya bu tenang sih saya... Selama ada pacar ibu kita semua aman" Sedikit kurang ajar namun cukup menyenangkan untuk di dengar memang
"Ini kita ngopi sebentar ya saya ada janji sama temen saya sebentar doang" Ucap Bila membelokan mobilnya menuju salah satu coffee shop terkenal
*****
"Followers cici di instagram kan banyak, ambil aja ci iklan doang" Eva salah satu teman lama Bila selama menjadi awak kabin menawarkan sebuah pekerjaan sampingan untuk Bila sebagai salah satu model iklan parfum
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa
Romance🚨🚨 DISCLAIMER 🚨🚨 Cerita ini hanya Fiksi belaka, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan tokoh tokoh di real life yang memiliki nama, jabatan, gelar yang sama... apabila ada pihak yang kurang berkenan maupun kesamaan tokoh dan alur cerita, say...