Sore hari saat dirasa badannya sudah kembali fit, Nabila memutuskan menyudahi liburannya walau tak terasa seperti liburan liburan biasanya
Nabila terus saja tak tenang membayangkan wajah sang ayah yang menantinya untuk segera pulang, Nabila akan kembali menemui ayahnya 1x lagi sebelum semuanya berakhir dan ia tak ingin lagi terlibat urusan apapun dengan keluarga itu
Setibanya di bandara Soekarno Hatta Nabila yang menenteng koper kecilnya berjalan dengan sangat percaya diri Rambut yang di urai, pakaian yang simple namun sangat cocok ia kenakan menambah kecantikan Nabila membuat banyak pasang mata menatapnya penuh kagum
Nabila menyalakan smart phone nya usai beberapa saat berada dalam mode pesawat dan mendapati beberapa pesan dari orang orang di sekitar termasuk Dimas membuat Nabila tertarik dengan tumpukan pesan yang cukup banyak yakni 12 pesan dan 3 panggilan tidak terjawab
Dimas 👮
Kamu dimana? Kata orang hotel kamu check out
16.02Nabila
16.02Kenapa tiba tiba ga bisa di hubungi?
16.02Itu adalah beberapa pesan Dimas yang mengkhawatirkan Nabila saat petugas hotel memberitahukan bahwa pengunjung atas nama Nabila Dian Kartika baru saja check out dan tidak lagi menginap di hotel tersebut
Baru nyampe suhat
16.04
Balasan pesan Nabila singkat padat dan jelas untuk Dimas, kening Nabila menyerit mendapati pesan dan panggilan dari kakak tirinya Tara'Ayah di RS. Setya Budi gara gara lo' tangan Nabila bergetar dengan langkah cepat dan sedikit berlari Nabila keluar area bandara untuk segera pergi ke rumah sakit
Sesampainya di rumah sakit Nabila bertanya sana sini untuk mengetahui dimana ayahnya dirawat pasalnya sejak lama Nabila sudah mengetahui bahwa ayah tirinya itu mengidap hipertensi dan gangguan jantung membuatnya kalang kabut sendiri
"Bagus ya... Nunggu bokap sekarat baru pulang" Kalimat pedas di ucapkan Tara begitu melihat adik tirinya hendak membuka pintu VVIP room tempat ayah mereka di rawat
Tubuh Nabila membeku, selalu seperti itu kalimat kalimat yang di ucapkan Tara padanya selalu saja berhasil melukai hati dan harga dirinya
"Ga tau diuntung banget sih lo jadi orang" Tara sengaja menyenggol bahu Nabila saat melewati pintu, Nabila mengedipkan matanya beberapa kali dan menatap langit langit agar air matanya tak sampai turun setelah di rasa lebih tenang ia segera masuk dalam ruang perawatan tersebut menemui sang ayah
"Yah... Adek pulang, katanya ayah kangen adek" Suara lembut Tara membangunkan sang ayah yang tengah beristirahat. Kalian tak salah baca memang seperti itulah Tara lemah lembut, ke ibuan dan penurut menurut sang ayah karna selama ini memang selalu terlihat seperti itu
Ayahnya tak tau bahwa putri sulungnya itu bermulut pedas dan bengis kepada orang lain termasuk pada Nabila
"Ayah" Nabila mencium tangan sang ayah tiri tak lupa mencium keningnya juga seperti yang selalu Nabila dan Tara lakukan sejak kecil
"Adek... Adek masih sakit nak? Katanya tadi adek sakit" Herman bahkan masih memakai selang oksigen di hidungnya dan beberapa alat menempel pada tubuhnya yang tak lagi sekuat dulu namun ia menanyakan kesehatan Nabila membuat air mata yang di tahan Nabila sedari tadi akhirnya luruh juga
"Aku baik yah" Hanya itu yang mampu keluar dari mulut Nabila
"Ayah sudah belikan adek jas, nanti sidang pertama adek kita pakai jas yang sama bareng bareng sama Mbak Tara" Baik Nabila yang duduk di kiri sang ayah juga Tara di sisi kanan dua gadis itu menangis mendengar harapan sang ayah
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa
Storie d'amore🚨🚨 DISCLAIMER 🚨🚨 Cerita ini hanya Fiksi belaka, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan tokoh tokoh di real life yang memiliki nama, jabatan, gelar yang sama... apabila ada pihak yang kurang berkenan maupun kesamaan tokoh dan alur cerita, say...