Sesuai keinginan Dimas, liburan mereka kali ini adalah full quality time ber 4 tanpa bantuan suster atau pengasuh sejak awal sudah Nabila tebak bahwa liburan kali ini akan berakhir rusuh dan repot
"Dinikmati aja nanti anak anak sudah besar ga bisa minta gendong lagi" Itu adalah kalimat yang di ucapkan Dimas saat masih di rumah kini di ulangi Nabila saat mereka berjalan bersama di pinggir pantai hendak menikmati matahari terbenam namun si kembar mogok berjalan karna kelelahan jadilah kedua bocah itu naik di gendongan sang ayah di sisi kanan dan kiri persis saat mereka masih bayi namun kini usianya sudah sama sama lima tahun
"Kamu ga mau gantian gendong sayang? " Jujur saja Dimas juga lelah
"Justru kalau bisa aku ikut gendong sayang" Nabila terkikik geli seolah berhasil mengerjai sang suami
"Abang turun ya nanti gantian gendongnya sama Dedek" Titah Dimas namun Gika menolak ia memeluk leher ayahnya erat erat
"Ga mau.. Adek gendong Abang juga gendong" Nabila hanya membantu membawa tumblr dan handphone milik sang suami di tangannya
"Adek aja turun ya jalan sendiri, masa di pantai gendong sih" Bujuk Dimas
"Aaaaa... Engga" Oke kali ini Nabila mulai iba melihat keringat membasahi wajah tampan suaminya
"Wah liat layang layang? Ayo turun kita beli itu" Kedua bocah meraksek turun melihat arah tunjukan tangan sang ibu dan segera berlari ke arah penjual layang layang tersebut
"Dari tadi kek sayang" Dimas meregangkan tangannya pegal
"Maaf ya Papa.. Dari tadi ga kepikiran" Magika dan Miracle sibuk menunjuk dan memekik girang layang layang mana yang mereka mau
Di pinggir pantai Nabila menyandarkan kepalanya di bahu lebar sang suami. Ibu dua anak itu benar benar memimpikan momen momen indah mereka seperti ini
Mata Nabila berkaca kaca entah kenapa tapi momen seperti ini justru membuatnya gundah ini terlalu indah bahkan untuk dirinya sendiri. Anak anak berlarian di pinggir pantai dengan layang layang mereka lalu sang suami duduk di sampingnya semua terasa indah bagi Nabila namun di saat yang bersamaan ia juga khawatir untuk hal yang tak dapat ia jelaskan
"Ya kan? " Tanya Dimas tiba tiba
"Ha? " Nabila merasa dirinya hilang sejenak
"Kamu dengerin? Mikirin apa sih? Heh.. Kok malah nangis? " Dimas menatap air mata yang berlinang membasahi pipi mulus istrinya
"Aku takut.. Aku takut ini ga nyata sebenernya kamu ga pernah kembali" Dimas di kepung rasa bersalahnya pada Nabila
"Kita ga akan pernah kepisah lagi.. Saya janji, kita besarkan anak anak berdua" Telapak tangan Nabila mulai terasa dingin padahal mereka ada di atas pantai dengan suasana yang terik dan kering
"Aku takut" Cicit Nabila dalam pelukan sang suami sementara Dimas terus saja menggumamkan kata maaf pada istrinya
"Kamu tau ga? Alasan kenapa saya ga bisa ceraikan kamu walau berkali kali? " Nabila mengurai pelukannya mencari kebenaran dari sorot mata elang suaminya
"Apa? Awas aja jawabannya bikin kesel ya" Dimas mencium kening Nabila lama meresapi bagaimana rindu dan cintanya pada sang istri
"Ngebayangin ada laki laki lain yang liat wajah bangun tidur kamu, ada laki laki lain yang pegang tangan hangat kamu, ada laki laki lain yang hapus air mata kamu selain saya.. Saya ga bisa kalaupun harus berbagi mending saya berbagi sama Gika, apa lagi kalau sampai laki laki itu di panggil Papa sama anak anak saya mending masuk penjara karna bunuh laki laki itu dari pada kehilangan semua yang saya punya" Waktu di sekitar Dimas seolah berjalan perlahan.. Nabila, Magika dan Miracle ada di sana.. Itu berarti seluruh dunia bagi Dimas Akbar Wijaya
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa
Romance🚨🚨 DISCLAIMER 🚨🚨 Cerita ini hanya Fiksi belaka, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan tokoh tokoh di real life yang memiliki nama, jabatan, gelar yang sama... apabila ada pihak yang kurang berkenan maupun kesamaan tokoh dan alur cerita, say...