Nabila menghadiri salah satu acara perjamuan makan malam bersama dengan seluruh tim kuasa hukum Bapak Menteri Pertahan RI, dalam beberapa pertemuan sebelumnya ia melihat bagaimana cara pengacara pengacara senior itu berpenampilan, berbicara dan bersikap tentu saja membuat Nabila terkesan
Sebagai pengacara yang terhitung masih baru tentu saja hal hal kecil seperti itu sangat berguna untuk menaikkan 'kelas' juga kredibilitas
Dress hitam dengan belahan bawah cukup tinggi hingga mengekspos jelas paha mulusnya ini bukan gaun yang di belinya gaun ini adalah salah satu barang promosi yang di tawarkan padanya
Beberapa mata memandang Nabila dengan terang terangan penuh minat namun dara cantik itu sudah terbiasa, bukan hal baru bahwa beauty previlage membawa pengaruh sebesar itu buktinya Nabila dan Dimas bersama di mulai dari Dimas yang terpikat oleh penampilan sempurna Nabila bukan?
Nabila tak sendiri di acara tersebut tentu saja Nabila di temani beberapa staff yang ia bawa terutama staff kepercayaannya -Arya, hingga acara usai tanpa sadar Nabila pulang terlalu larut. Malam menunjukan pukul 10.45 artinya ia harus bergegas pulang
Sesampainya di rumah Nabila melihat semua lampu telah di matikan pertanda seluruh orang di rumah sudah berpindah ke alam mimpinya masing masing
"Ga liat jam? " Suara dingin itu menusuk telinga walau lampu tak di nyalakan Nabila hafal dengan pasti siapa pemilik suara tersebut
Ia salah.. Nabila tau ia berbuat kesalahan walau tanpa sengaja maka dari itu kali ini ia akan menerima konsekuensi dari kesalahannya
"Kamu dari tadi keluar pakai baju begitu? Menurut kamu pantas seorang istri pakai baju se terbuka itu? " Lagi lagi Dimas benar dan Nabila salah maka dari itu gadis itu menunduk tak mengeluarkan kata sedikitpun
"Ga bisa ngomong sekarang? Bukannya pengacara harusnya bisa berkilah? Kemana kemampuan ngomong mu itu" Nabila mulai panas ia tau perbuatannya tak dapat di benarkan namun perkataan ini sudah berlebihan menurutnya
"Aku tadi sudah minta ijin kan kalau mau pergi ke acaranya Bang Hotman" Cicit Nabila tak ingin situasi memanas
"Dengan pakaian seperti itu? " Tanya Dimas mencecar
"Ini baju endorse dari.. " Belum selesai Nabila menjelaskan kalimatnya terpotong, Amarah Dimas memuncak mendapati dirinya yang sudah sengaja pulang terlambat ternyata masih lebih awal dari sang istri yang meminta ijin menghadiri gala dinner rekanannya di perparah dengan pakaian Nabila yang sangat terbuka menurutnya
"Saya pikir kamu masih punya otak buat ga pake baju kayak gitu" Kesal Dimas sarkas
"Aku.. " Lidah Nabila kelu
"Kamu tau apa yang ada di pikiran laki laki? Ah.. Perempuan seperti ini ternyata sama saja.. murahan juga ternyata" Dari cahaya lampu yang temaram Dimas melihat setetes air mata jatuh membasahi pipi ranum istrinya
"Harusnya kamu ga ngomong begitu ke aku" Nabila mulai membela dirinya
"Trus saya harus ngomong apa? Kamu mau saya puji puji penampilan kamu yang begini ini?" Nabila mengepalkan tangannya erat erat
"Kamu pakai baju begini padahal ga ada saya di sana, kamu.. Kamu yang melanggar perjanjian yang kita buat kan? Gimana kalau kamu di lecehkan di luar sana? Pernah mikir ga otak kamu" Dimas benar.. Nabila tau prianya sedang gusar dan khawatir hanya saja hatinya tak terima dengan kata kata yang Dimas tujukan padanya
"Atau kamu sengaja mau di lecehkan?" Runtuh sudah pertahanan Nabila, ia mendekat dan melayangkan tamparan keras di pipi kanan ayah kandung dari kedua buah hatinya itu
"Jadi aku se murahan itu di mata suami aku sendiri?" Nabila tak bisa menyembunyikan sorot luka di matanya
Apa selama ini ia terlalu mencintai pria di hadapannya ini hingga tak sedikitpun Nabila melihat celah di antara kesempurnaannya? Apa selama ini Nabila terlalu mendamba Dimas hingga selalu memaafkan segala perbuatannya? Kenapa ia tak mendapatkan hal yang sama?
Katakan bahwa Nabila seorang pendosa atas kesalahan yang ia lakukan dengan sengaja lantas sebutan apa kiranya yang pantas untuk Dimas? Dengan segala perbuatannya atas Nabila dan kedua buah hati mereka?
"Banyak korban pemerkosaan yang pakaiannya tertutup.. Kasus seperti itu bukan salah korban tapi pelakunya memang binatang" Suara Nabila melemah ia salah namun tak terima perkataan suaminya
"Kamu masih ga ngerasa salah? Kenapa jadi istri kamu susah sekali di atur Nabila! " Bumi tempat Nabila berpijak kini hancur luluh lantak, sekian lama mengenal suaminya tak pernah sekalipun Dimas membentaknya seperti yang ia lakukan barusan
Tangis bayi mulai terdengar salah satu dari kedua buah hati mereka pasti terkejut sama seperti Nabila, Dimas berjalan menjauh membiarkan mereka saling merenungi kesalahan masing masing namun baru beberapa langkah kalimat Nabila seolah mencekal langkah Dimas
"Ayo kita cerai Dimas" Nabila merasa selama ini ia terlalu banyak berjuang, ia tau dan amat sadar hanya saja Nabila selalu berusaha bersabar menunggu sang suami berubah dan kali kesekian apa yang orang orang ucapkan adalah benar bahwa sampai kapanpun watak tak akan berubah
Biarlah Nabila hancur sendirian, bahkan ia akan memberi apapun yang laki laki itu minta.. Harta gono gini, Hak asuh, Sampai tuntutan hukum sekalipun akan Nabila lakukan
Perjanjian pra nikah mereka yang dulu telah di sahkan dan berlandaskan hukum maka dari itu Nabila tau betul apa konsekuensi yang ia dapatkan
Kali ini ego Nabila mengambil alih semuanya sejak dulu Nabila sendirian.. Tak punya siapapun yang berdiri di sampingnya maka kali ini ia tak akan memikirkan siapapun kecuali dirinya sendiri
"Kamu... " Kalimat yang Dimas ucapkan tercekat di tenggorokannya
"Dari awal aku ga punya siapa siapa kan? Kamu mau hak asuh anak anak? Silahkan" Sungguh Nabila lelah menghadapi kemauan Dimas, dara cantik itu sudah terlalu banyak mengalah andai sejak awal ia mementingkan egonya maka tepat setelah kelahiran kedua keajaiban mereka Nabila pasti sudah menggugat cerai
"Aku tau aku salah... Aku memang salah, aku murahan dan ga bisa di atur.. Tapi kesalahan kamu yang mana yang ga aku maklumi? Suami aku laki laki paling hebat dan membanggakan yang aku kenal, suami aku... Satu satunya pria yang aku mau, suami aku bukan dewa atau malaikat yang ga pernah berbuat salah.. Tapi aku ga bisa anggap kamu suami aku lagi" Hati Dimas mencelos sekedar membalikan badan menghadap sang istri pun ia tak mampu
"Karna suamiku selalu melakukan hal yang sama.. Dia mengusahakan banyak hal buat aku, dia berusaha sekuat yang dia mampu buat aku.. Dan kamu tidak begitu, ayo bercerai Dimas" Nabila merasa kepalanya pusing luar biasa, lonjakan emosi dan tekanan pikirannya sendiri benar benar menyiksa hati dan tubuhnya di saat bersamaan
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa
Romance🚨🚨 DISCLAIMER 🚨🚨 Cerita ini hanya Fiksi belaka, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan tokoh tokoh di real life yang memiliki nama, jabatan, gelar yang sama... apabila ada pihak yang kurang berkenan maupun kesamaan tokoh dan alur cerita, say...