44

4.7K 259 13
                                    








Usai perdebatan panjang mereka akhirnya Dimas mengalah ia juga sangat menginginkan kedua buah hati mereka lahir dengan selamat ke dunia sama seperti keinginan Nabila maka dari itu mereka sepakat untuk menjaga kondisi Nabila tetap stabil

Keberadaan sang suami ternyata sangat membawa pengaruh besar pada diri Nabila kata orang orang mungkin bawaan bayi yang jauh dari sang ayah sehingga terus saja rewel, begitu Dimas kembali ke rumah kemarin kini kondisi tubuh Nabila jauh lebih baik dari hari hari sebelumnya

"Jangan makan buah aja sayang, mau makan apa lagi biar saya carikan... Kamu ga ngidam? " Tanya Dimas melihat sang istri yang lahap memakan potongan apel dan timun mas padahal sebelumnya menurut sang ibu Nabila sangat kesusahan memasukan makanan ke dalam mulutnya walau itu hanya sepotong pepaya apabila bukan Nabila sendiri yang meminta maka tak akan ada satu makanan pun yang berhasil masuk dalam tubuhnya

Berbeda dengan yang ada di hadapannya sekarang sang istri nampak lahap memakan potongan buah yang sudah ia siapkan tadi

"Mau makan apa aja" Dimas tersenyum ternyata benar yang Nabila butuhkan adalah kehadirannya

Nabila sangat senang lantaran sejak semalam ia sama sekali tak mual, ia juga tak kedinginan dan yang terpenting ia tak perlu menangis hingga kelelahan

Nabila sangat senang lantaran sejak semalam ia sama sekali tak mual, ia juga tak kedinginan dan yang terpenting ia tak perlu menangis hingga kelelahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dress rumahan yang Nabila kenakan membuatnya tampak sangat menggemaskan dengan perut yang membuncit

"Saya ambilin makan ya? Papa tadi beli nasi uduk sekalian jogging" Nabila hanya mengangguk ia tak ingin apapun selama Dimas ada di sampingnya

Dulu Nabila terbiasa mengandalkan dirinya sendiri ia sama sekali tak takut kehilangan Dimas hingga berhasil terpisah sampai dua tahun lamanya namun keadaan berbanding terbalik sekarang, kedua bayi dalam perutnya benar benar bucin pada sang ayah... Ya... Pasti bayi bayinya

Dimas menyuapi Nabila dengan tangan, Pratiwi yang duduk di sana pun heran

"Pinter banget baby's makannya.. Biasanya langsung muntah ya nak" Pratiwi menatap takjub pada mulut Nabila yang tak berhenti mengunyah nasi uduk dengan lauk tempe orek dan bihun, menantu cantiknya hanya menolak ayam goreng sebagai lauk utamanya disitu

Pratiwi menceritakan detail setiap kebiasaan Nabila selama Dimas pergi hatinya menghangat mengetahui sang istri membantunya tirakat dengan puasa senin kamis tanpa putus selama ia pergi

"Iya Ma... Mungkin baby's bucin sama Dimas" Rasanya sudah lama sekali Nabila tak menikmati makanannya seenak ini

"Baby's atau Mamanya? Ahh kamu gengsi aja sebenernya" Dimas menggoda sang istri ia berjanji ia hanya akan menghabiskan sisa umurnya bersama Nabila jika ia harus berbagi hati maka ia hanya akan membaginya pada putri mereka kelak

"Iya iyain aja" Nabila mengangguk sembari terus menerima suapan dari tangan suaminya

"Hari ini kita ke dokter ya sayang? Mau ya? Saya belum bisa tenang kalau belum denger sendiri keadaan kamu gimana menurut dokter" Lagi lagi Nabila hanya mengangguk

Perjalanan menuju rumah sakit Dimas menggenggam tangan kanan Nabila dan sesekali menciumnya sembari mengemudikan mobil mereka di jalanan yang tak terlalu ramai, Nabila mendadak membayangkan segelas lemon tea dapat melegakan tenggorokannya yang mulai kering ini

"Sayang.. Mau lemon tea" Ucap Nabila

"Kita ke dokter dulu habis itu beli lemon tea oke? " Nabila cemberut ia menginginkan segelas lemon tea sekarang juga di hadapannya

"Sayang... Mbak Tara gimana? Pinjem hape kamu buat telfon Mbak Tara ya" Nabila mencari cari telefon genggam milik sang suami membuat Dimas berfikir keras bagaimana caranya mengalihkan perhatian Nabila

"Lemon tea nya mau rasa apa sayang?" Dimas hanya bicara tanpa berfikir

"Lemon tea? Ya rasa lemon sayang emang lemon tea ada yang rasa anggur? " Nabila menahan tawanya baru kali ini ia melihat Dimas salah bicara

"Iyaaa... Sampe salah ngomong saya, beli lemon tea di depan ya.. Tapi di minumnya abis kita ngobrol sama dokter oke? " Biarlah Dimas nampak bodoh asal perhatian istrinya teralihkan, ia malas mencari tahu perihal ipar tirinya itu di tambah ia dan Nabila tengah fokus mengembalikan kondisi Nabila agar lebih stabil tentu saja Dimas akan menyingkirkan apapun yang mengganggu tujuan mereka

"Okee... Mau ice nya sedikit banget" Nabila memekik girang

"As your wish my queen" Bila tersipu hanya karna gombalan sang suami yang alakadarnya

*****

Tangan Dimas gemetar saat mendengar suara detak jantung dari kedua buah hati mereka pertama kali, bagaimana bisa kemarin ia berfikir sama seperti yang lain untuk merelakan mereka berdua, baik Nabila maupun kedua buah hati mereka memiliki posisi yang sama jika ada yang harus di korbankan maka Dimas akan mengorbankan dirinya sendiri

"Bayinya sehat Ayah Bunda... Dua minggu lalu Bunda Nabila kesini tekanan darahnya masih tinggi ya untuk kali ini sudah mulai turun walau belum masuk ke batas normal tapi sudah jauh lebih baik dari dua minggu kemarin... Ini pasti dedek ya ga mau di tinggal ayahnya tugas nih" Dokter paruh baya itu menjelaskan kondisi Nabila pada Dimas, ia bernafas lega

"Ibu seperti biasa saya kasih vitamin sama penguat kandungan ya semuanya 1x sehari lalu di usahakan bed rest ya Bu Nabila, banyak banyak makan buah dan ice cream ya supaya bayinya nanti lahir gembul gembul... Trus jangan kecapekan, jangan makan atau minum yang aneh aneh kalau bisa jangan sampe batuk dan flu karna akan sangat pengaruh ke bayi bayinya ya bu.. dua minggu lagi kita periksa kondisi Ibu dan adek kembar lagi" Nabila dan Dimas meninggalkan rumah sakit dengan lega mendengar penjelasan dokter

Sesampainya di mobil Nabila dengan semangat membuka sedotan, ia sudah sangat tidak sabar ingin meminum lemon tea miliknya namun baru saja sedotan plastik itu di tusukan ke kemasan minuman bagian atas Dimas dengan cepat merebutnya dari tangan Nabila membuat ibu hamil itu terkejut

Tanpa rasa bersalah Dimas meminum banyak sekali lemon tea milik Nabila yang hanya satu gelas itu hingga tersisa kurang dari setengah cup lalu mengembalikan ke tangan sang istri

"Baby... Tadi kata dokter Mama ga boleh sampe batuk, jadi minum lemon tea nya sedikit aja ya nak... Nanti sampe rumah Papa buatkan lagi" Dimas mengelus sembari mencium perut buncit istrinya membuat Nabila speechless

"Tapi ini sedikit banget sayangggg... udah ga manis lagi... Iiiiih kamu iniiii" Nabila kesal dan memukuli lengan kiri Dimas yang tengah mengemudi saat mereka baru saja keluar dari area parkir rumah sakit sementara Dimas hanya tertawa

"Nanti sampe rumah saya buatkan lagi sayangkuu" Dimas merayu namun istrinya sudah kepalang kesal walau cemberut Nabila tetap menghabiskan lemon tea itu hingga tandas

"Good girl.. Nanti saya buatkan se ember di rumah, tapi ga boleh pake ice" Dimas tersenyum melihat wajah cemberut sang istri














Bersambung...
















AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang