bab 1

317 20 2
                                    

Savania Attiza seorang gadis yang tengah sibuk menanti undangan wawancara dari sebuah perusahaan
yang selama ini ia impikan itu kini tengah membaca buku novel nya dengan sungguh-sungguh.

Isakan yang memilukan mengisi kesunyian malam ini, disana terdapat seorang gadis cantik yang dipenuhi luka di sekujur tubuhnya.

Baju pesta yang seharusnya indah, kini terlihat sangat lusuh. Debu, keringat, dan darah semua terkumpul di dress itu seakan menjadi hiasan untuknya.

BRAK.

Pintu itu dibuka dengan kasar oleh seseorang dengan senyuman yang terlihat jahat itu.

"Hai Kaziva" sapa pria itu seraya duduk di hadapan gadis yang tengah terduduk di lantai itu.

Dengan sombongnya, pria itu duduk di kursi bak seorang raja yang akan menghukum penjahat.

"Jawab gue bangsat!" ucapnya penuh penekanan seraya menarik dagu gadis itu agar menatapnya. Dibawah sana kaki nya dengan kuat menginjak tangan kecil gadis itu membuatnya terisak pelan.

"Aduh maaf sakit ya gue injek? sorry gak sengaja" ucapnya dengan muka yang menyebalkan.

"Gue gaada masalah sama lo, kenapa lo lakuin ini ke gue!" gadis itu marah, amarah yang selama ini ia simpan sudah tak bisa ia tampung lagi.

"Itu karena lo selalu ganggu Naila sialan!" ucapnya seraya menjambak rambut gadis itu.

"Jadi nikmati aja waktu lo, yang gak seberapa lagi ini" tambahnya seraya menepuk pipi Kaziva sebelum pergi dari sana.

Hari berganti, ini sudah masuk hari ke tujuh gadis itu disekap, keadaannya semakin memilukan membuat siapa yang melihatnya bersedih.

Tapi hal itu tidak berlaku untuk ketiga orang di depannya ini. Disana terlihat Sang tunangan yang setia menggenggam tangan seorang gadis yang ketakutan, lalu ada pria yang beberapa waktu lalu mengunjunginya itu.

Melihat Naila amarah Kaziva semakin meluap, ia membawa pisau yang ntah dari mana asalnya lalu segera menerjang tubuh gadis yang gemetar ketakutan itu.

"Mati aja lo bangsat! mati!"

Namun naas, sebelum ia berhasil menggores Naila sedikit pun, ia sudah kalah terlebih dulu, disana lelaki yang dulu ia puja, yang selalu ia agung-angungkan baru saja menembak dirinya.

Kaziva terkekeh, miris sekali fikirnya. Ternyata sampai saat ini pun tunangannya tetap benci padanya. Sesaat sebelum kesadarannya hilang, ia bisa melihat sesosok pria mendekatinya.

Kaziva membuka matanya, merasakan sakit yang luar biasa, ia melihat kepalanya berdarah, tetapi itu tak ia hiraukan, ia melihat bahwa saat ini ia berada di dalam mobil, dan mobil itu terlihat berada di ujung jurang yang dalam.

Merasakan dorongan dari belakang Kaziva hanya bisa tersenyum pilu, lalu memejamkan matanya untuk selamanya bersamaan dengan suara nyaring disertai ledakan dari mobil yang ditumpangi Kaziva.

********

"Sialan-sialan! bego banget Kaziva bego banget!" umpatnya seraya melempar novel itu ke sembarang arah.

"Kok bisa ya ada orang se bangsat Shekala?"

"Itu lagi si Kaziva kok lo oon banget sih anjir!"

"AAAH ANJIR STRESS GUE!" ucapnya seraya berguling-guling diatas kasurnya.

"Author lo jahat banget, masa si Kaziva di matiin sih?! kenapa gak lo kasih aja dia cowok baru!"

"Ah tau deh males!"

KAZIVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang