bab 8

723 47 0
                                    

Selamat malam semuanya.....

Bagaimana kabarnya??

Jangan lupa vote , komen ya

Happy reading......

********

"Adek? astaga kasian banget adek Abang ini" Kaisar berkata seraya mengusap wajah sang adik yang penuh dengan air mata.

"Abangggg.... hiks jangan pergi" ia menerjang tubuh sang kakak memeluknya dengan erat.

"Stttt..... jangan nangis gini dong, hati Abang jadi sakit, kayak dibelah kapak" ucapnya yang dihadiahi cubitan maut Kaziva di perutnya.

"Hehe, jangan nangis dong. Abang kan cuman pergi keluar negeri bukan ke luar alam" lagi dan lagi cubitan di perutnya ia terima.

"Ngomongnya jangan gitu! Abang mau ninggalin aku selamanya gitu!"

"Enggak, mana mungkin Abang ninggalin adek yang paling gemesin ini" ia melepaskan pelukannya lalu mencubit pipi sang adik gemas.

"Jangan pergi"

"Tapi Abang harus pergi" Kaisar menatap wajah suram sang adik lalu mengusapnya lembut.

"Gapapa kan? nggak akan lama kok, Abang janji sebelum adek lulus SMA Abang udah pulang"

"Nggak mau"

"Ziva, boleh ya? kasian nenek kamu"

"Jadi Abang nggak kasian sama Ziva?"

"Bukan gitu"

"Terus gimana?!"

"Tolong ngerti-"

"NGGAK MAU! ABANG SAMA AJA! PERGI DARI SINI!" ia mendorong tubuh kaisar untuk keluar, namun saat ia akan menutup pintu kamarnya, itu harus tertahan saat Shekala menahannya.

"Gue bisa masuk?" tanya nya membuat Kaziva melepaskan tangannya dari pintu.

"Biar gue aja kai" bisik Shekala yang diangguki Kaisar.

"Ziv-"

"Kalau lo mau bujuk gue kayak mereka mending pulang aja"

"Jangan sok tau, sini duduk deket gue. Gue gak punya penyakit menular sampai harus di jauhi kayak gitu" ucapnya membuat Kaziva mendengus.

"Kenapa sih, liat wajah lo jadi merah," ia mengusap pelan kedua mata Kaziva yang merah. "Matanya perih?" tanyanya yang diangguki Kaziva.

"Makannya jangan nangis terus, jadi tambah jelek" ujarnya terkekeh seraya mengusak rambut Kaziva.

"Lo juga jelek!"

Shekala mendekatkan wajahnya pada Kaziva membuat gadis itu memanas. "Gue jelek?" tanyanya membuat jantung Kaziva berdetak kencang.

"A-apa sih lo, minggir sana!" Kaziva mendorong Shekala membuat pemuda itu diam-diam menyeringai.

"Kenapa lo kesini?"

"Karena lo butuh gue?" shekala menjawab sekaligus bertanya membuat Kaziva mengangguk.

"Lo butuh gue, karena nggak ada yang ngertiin perasaan lo sekarang kan?" pemuda itu kembali bertanya membuat Kaziva mengangguk lagi.

"Nah, sama kayak lo yang butuh gue. Nenek lo juga butuh kakak lo, kali aja selama ini anak-anaknya itu nggak ada yang sesuai sama yang dia mau, tapi yang dia mau itu ada di kakak lo, jadi dia harus apa? dia juga nggak berdaya kan?"

"Tapi Sheka, gue butuh bang Ilan!"

Shekala mengangguk lalu kembali berkata. "Bener, gue tau lo butuh Kai, karena dia Abang lo. Tapi bukan berarti yang butuh dia cuman lo kan?"

KAZIVA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang