epilog

216 21 3
                                    

Huh!!! ayo baca buat kalian nih spesial!!!!

Pokoknya ini manisss banget kayak akuuu hihihi

tandai typo ya

HAPPY READING!!!

***************

"BRENGSEK!" dengan amarah memuncak seorang pemuda melayangkan pukulan pada orang di depannya, mengabaikan bahwa orang itu adalah perempuan.

Kaziva membuka matanya mendengar suara itu, dia tidak mampu berkata-kata, tubuh dan bibirnya bergetar.

"Sh-sheka?" tubuhnya di dekap oleh orang itu. "Ziva, sayang tunggu sebentar ya" Shekala kembali menghadapi Naila yang terlihat kesetanan. Sebelum wanita itu mengambil kembali pistolnya, polisi sudah menembak terlebih dahulu kakinya.

"Argh! sialan! kalian nggak akan bisa tangkap aku! ASKAR TOLONGIN KAKAK! SETELAH INI KITA AKAN HIDUP BAHAGIA!" Askarva hanya menunduk menatap lantai di bawahnya, ia tidak akan percaya pada kata-kata seperti itu lagi, hatinya sudah capek berharap, seperti janjinya, ia akan pasrah setelah ini.

Dia dengan patuh mengikuti polisi, dia akan menyerah saja. Dengan begitu semoga saja dia bisa bahagia dalam sel tahanan.

Berbalik pada Kaziva, gadis itu masih saja menangis melihat orang yang tengah berusaha membuka ikatan rantai dan tali ditubuhnya dengan lembut. Setelah semuanya terbuka, Kaziva malah memundurkan dirinya, "Nggak, aku halusinasi, Sheka dia-" belum sempat Kaziva semakin meracau, Shekala segera menariknya dan memeluk Kaziva erat.

"Aku disini Ziva, aku udah janji gaakan ninggalin kamu. Sayang, aku minta maaf"

"Sheka? ini kamu?! beneran kamu? kamu Sheka? aku udah bilang ke semua kalau kamu bakalan selamat! aku seneng Sheka! terima kasih!!" Kaziva memeluknya erat menumpahkan segala kesedihan yang dia rasakan. Semuanya ia tumpahkan pada bahu yang sama yang selama ini menjadi pegangannya.

Shekala hanya bisa mengusap lembut punggung kekasihnya itu, hingga saat tubuh Kaziva luruh, dia menjadi panik dan membawanya menuju rumah sakit.

Hati Shekala mencelos saat melihat keadaan keluarganya. "Mama..." dia berjalan menuju Bila yang tengah menangis tergugu. Shekala bisa lihat mata sang mama yang terkejut. "Fraz ini kamu sayang?"

"FRAZ!!" Bila langsung saja memeluknya erat, anaknya masih hidup. Dia sangat bersyukur pada tuhan, anugerah yang diberikannya ternyata belum di ambil kembali.

"Sayang, Fraz kamu gapapa? kamu nggak luka? kamu selamat sayang?" Jovan yang baru saja masuk langsung berdiam kaku, disana bukan ilusi semata kan? Shekala, putranya masih hidup.

Sama hal nya dengan Jovan, orang tua Azion dan Kaisar pun sama terkejutnya. Mereka mendekati Shekala dan akhirnya menangis dan berujar syukur bersamaan.

"Bunda Ziva, dia ngga, FRAZ?! INI LO?!" Kaisar datang bersama Azion dengan nafas terengah-engah. Dia mendekati Shekala lalu memeluknya erat. "Lo, terima kasih Fraz, terima kasih karena udah bertahan hidup, gue gatau kalau lo gaada, Ziva dia bakalan gimana"

"Gue tau, gue gaakan biarin Ziva sendirian. Dan Ziva, dia ada di UGD" penuturan Shekala membuat semuanya kaget. Ziva ada di UGD? tanpa menunggu lama, Delia, Bastian, dan Kaisar berlari kesana disusul oleh yang lainnya.

"Ziva!" Delia menangis saat melihat tubuh anaknya kembali di pasangi selang.

"Bunda, Ziva akan baik-baik aja. Kita harus berdoa" dalam sekejap banyak sekali kejadian, dan mereka seperti diombang-ambing di lautan. Tapi dengan kembalinya Shekala tanpa kurang apapun, mereka yakin setelah ini Kaziva akan baik-baik saja, begitupun dengan kehidupan mereka.

KAZIVA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang