bab 28

423 35 7
                                    

Mhehehe, suprise!!!!!

Aku double update nih mana suaranya!!!!!

Aku, Ziva sama Sheka kangen kalian. Makannya kita double update hehe

Tolong tandai typo disini......

Happy reading

                               ***************

Kaisar membeli beberapa minuman dingin dan cokelat. Dia sesekali berdecak dan melihat ke luar saat antrian di depannya sangat panjang.

Setelah beberapa saat dia akhirnya keluar dari minimarket itu, dia sempat bertabrakan dengan seseorang hingga belanjaannya berjatuhan. Setelah belanjaannya masuk kembali. Ia celingukan mencari Kaziva.

Ia tersenyum saat adiknya itu berdiri melihat kendaraan yang berlalu lalang. Namun saat ia akan menyebrang netra nya melebar melihat tubuh Kaziva tertabrak oleh mobil putih, ia gemetar dengan berdebar melihat Kaziva yang sampai terlempar lumayan jauh dari tempatnya berdiri.

"ZIVA!" ia berlari tanpa melihat kendaraan yang memberinya klakson. "ZIVA! MINGGIR!" ia menghempaskan orang yang mengelilingi adiknya. Dia langsung menghampiri Kaziva yang ternyata sudah tidak sadarkan diri.

Kaisar menyentuh kening Kaziva yang berdarah dengan tangan bergetar. Adiknya, adiknya terluka dihadapannya sendiri bagaimana dia bisa seperti ini?

"Ziva, hei sayang.."

"ZIVA!"

"Mas sebaiknya di bawa ke klinik terdekat" mendengar itu Kaisar langsung saja menatap orang itu dan memaksa orang itu untuk mengantarnya. Sesampainya di klinik Kaisar langsung berteriak kesetanan memanggil dokter, ia bahkan sampai harus di tenangkan oleh obat karena tidak bisa mengendalikan diri.

Saat Kaisar sadar, dokter berkata kalau lebih baik Kaziva di bawa ke rumah sakit. Dan kaisar malah memilih memulangkan Ziva ke Jakarta. Disana lebih baik, setidaknya ada orang tuannya.

Dan kini Kaziva sudah dalam ambulance menuju Jakarta. Kedua orangtuanya juga sudah ia beri tahu, mereka tidak jauh berbeda respons nya dengan Kaisar dan menunggu anak bungsu nya di rumah sakit.

Setelah menempuh perjalanan hampir dua jam, Kaziva kini telah dimasukkan ke dalam ruangan ICU disana Delia masih menangis di pelukan Bastian. Mereka melihat bagaimana kepala anaknya terbalut perban tebal, hidung dan mulutnya ditutup dengan selang oksigen, tangannya penuh dengan luka, Delia tidak sanggup melihat anaknya yang hiperaktif itu kini terbaring lemas.

"Ziva anak kuat, ayah yakin dia bakalan baik-baik aja bunda" Bastian mencoba tegar, bagaimana pun dia kepala keluarga, sudah seharusnya dia yang harus bisa mengontrol emosinya.

"Bunda" Kaisar berujar lemah seraya bersimpuh di bawah kaki sang bunda.

"Maaf, maafin Abang karena gak bisa jaga Ziva, abang udah gagal jadi abang yang baik buat Ziva- harusnya, harusnya abang bawa Ziva masuk bukan tinggalin dia sendirian"

"Bunda abang minta maaf," Kaisar semakin menangis saat sang bunda membawanya kedalam pelukan. "Abang nggak gagal, bunda malah mau ucapin terima kasih udah jaga Ziva, coba kalau nggak ada abang? gimana Ziva nanti?" akhirnya ketiganya kembali menangis di depan ruangan ICU mencurahkan sakit dan ketakutan yang ada di dalam diri masing-masing.

************

Shekala memijat keningnya saat teman-teman Kaziva heboh dengan Naila yang masih belum sadarkan diri. Ia duduk di kursi seraya memejamkan matanya. "Kak Fraz itu Naila harus gimana?" sudah sepuluh kali orang berkata seperti itu.

KAZIVA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang