bab 29

405 37 3
                                    

Aku mau ingetin sama kalian kalau misalnya semua yang aku tulis ini cuman khayalan aku doang, jadi kalau misalnya kalian ngerasa ini aneh, nggak masuk akal, atau gak jelas, kalian bisa stop aja buat baca, karena aku buat ini emang dari khayalan yang aneh juga:(

Tolong tandai typo disini.....

Happy reading

                             ******************

Sebulan telah berlalu setelah kehebohan itu. Setelah Kaisar berteriak para orang tua langsung lari dan menangis kencang membuat Kaziva pusing.

Selama satu bulan itu juga mereka menjadi over protektif pada Kaziva. Dia diperlakukan bak bayi baru lahir, apa-apa harus di layani, dan ditemani. Pasalnya seminggu baru bangun dari kritisnya, ia sudah tidak bisa diam membuat semua orang pusing sekaligus khawatir.

Pernah ada kalanya disaat kakinya masih kaku digunakan, ia malah memaksakan untuk berjoget hingga akhirnya kakinya yang tadinya hanya kaku, menjadi cedera.

"Bunda aku mau sekolah!! aku udah kangen matematika" Kaziva menyengir yang dibalas gelengan oleh Delia.

"Ayah...." sama hal nya dengan Delia, Bastian juga menggelengkan kepalanya. Mereka bahkan masih merasa ngilu melihat perban di kepalanya namun dia malah merengek untuk sekolah.

"Ih nyebelin!!" Kaziva memakan makanannya dengan rakus. "Ziva selesai" ia menghentakkan kakinya menuju kamar.

"Ziv, ZIVA!" Kaisar panik dan mengejar Kaziva yang membuat kedua orangtuanya menggeleng pelan.

"Adek!!"

"ABANG SEKOLAH SANA!" teriakan Delia membuat Kaisar mendengus.

"IYA BUNDA!" ia hanya bisa menurut saat Delia sudah memberi perintah.

Delia sudah faham betul bagaimana sifat anaknya itu, dia sudah cukup kebal selama hampir satu bulan ini menghadapi emosi tantrum yang Kaziva miliki.

Kaziva mencak-mencak di kamarnya. Dia ini bukan tipe orang yang bisa diam. Dia ingin sekali terjun dari kamarnya ini. Namun melihat kamarnya yang ada di atas, dan bawahnya adalah taman berbatu, ia langsung menggelengkan kepalanya pelan lalu menyalakan televisi dan menaikan volume nya dengan sangat keras.

Dia juga menyalakan musik dengan keras lalu mulai berjoget ria. Tanpa memperdulikan kakinya yang masih kaku dan sakit jika dirinya sadar, namun Kaziva lagi gila sekarang:)

Dia berjoget sampai pusing hingga kepalanya terkantuk meja. Dia memegangi kepalanya bertepatan dengan Delia yang membuka pintu.

"HUWAAAAAA bunda sakittt" ia menunjukkan kepalanya yang masih diperban kembali mengeluarkan darah membuat Delia panik dan kesal.

"Makannya! kalau di bilangin itu nurut, kalau gini makin lama kamu masuk sekolah!" Delia terus saja mengoceh sambil mengobati Kaziva, membuat gadis itu cemberut dan hanya bisa diam mendengarkan.

**********

Satu minggu berlalu, dan malam ini, kedua orangtuanya harus pergi ke acara kolega bisnisnya Kaziva berpura-pura tidur, ia akan pergi setelah mereka pergi. Pun Kaisar harus mengerjakan sesuatu dengan teman-teman olimpiade nya.

Pukul tujuh empat puluh, tepat lima belas menit setelah orangtuanya pergi, Kaziva mengendap-endap menuju belakang rumahnya. Disana tidak ada penjaga karena itu kamar para asisten rumah tangga.

"Anjir-anjir!" ia meringsut kaget saat melihat dua buah kecoa yang mendekatinya.

"Hah.... akhirnya!! yuhuuu!!" Kaziva berlari ke sana kemari dengan bahagia, dia bahkan sesekali mengangkat kakinya yang terasa masih nyeri. Ia berjalan dengan perasaan gembira.

KAZIVA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang