39 (End)

186 30 4
                                    

HAIIIII maaf aku ngilang kemaren:)

Aku udah balikkk dan sekarang aku bawaaaaa sesuatu yang kalian tunggu-tunggu!!!

Yah:) kita akan berpisah sama Shekala dan Kaziva setelah ini huhuhuhuhu

Baca nya pelan-pelan karena ini terakhir:)

Okeee tarik nafas.......

.
.
.

lalu hembuskan.

HAPPY READING!!!!

****************

Kaziva dan keluarga nya beserta orang tua Shekala, juga Azion dan keluarganya tidak langsung pulang. Mereka mampir lebih dulu di restoran yang jaraknya tidak jauh dari bandara. Selain untuk makan siang, mereka juga berusaha untuk menghibur Kaziva.

Mereka berusaha untuk menghibur Kaziva, gadis periang yang selalu cerewet itu kini hanya tersenyum dan menjawab sekilas, mereka tak habis akal, meskipun hampir dua jam mereka berusaha dan tetap saja Kaziva masih seperti itu.

"Kayaknya seru deh kalau liat televisi? iya nggak Ziva?" Jovan bertanya seraya meminta remote pada waitress.

"Bener pa, coba nyalain televisi nya"  Bukan Kaziva yang membalas, tetapi Bila. Jovan mengangguk lalu menyalakan televisinya.

Ia memindahkan channel nya mencari apa yang Kaziva suka. Tetapi yang ada hanyalah berita. "Ini nggak ada yang bagus ternyata, kita matiin-"

"Breaking news!!! pesawat Raja air yang baru saja terbang dengan tujuan Inggris dikabarkan menabrak bukit dan meledak di atas, pesawat yang hancur itu sepertinya tenggelam di laut dekat bukit yang pesawat itu tabrak"

Prang.

Hening, setelah piring itu jatuh, mereka mencerna semua yang mereka dengar. Raja air, tujuan Inggris, tidak mungkin kan?

"FRAZ!!!" sekaan menyadarkan Shekala, teriakan Bila membuatnya sadar, tanpa memikirkan apapun lagi Kaziva segera berlari dari sana mengabaikan teriakan orang yang ada disana.

"Fraz!! papa!! nggak mungkin! anak kita!" Bila berteriak histeris membuat Jovan dilanda panik, sementara Kaisar dan Azion mengejar Kaziva. Para laki-laki itu menghubungi bawahannya untuk memeriksa berita itu ke bandara.

"Ayo bawa Bila ke rumah sakit!" Delia ikut panik saat Bila pingsan. Dia pasti shock. Anaknya yang baru saja berpamitan kini.... tidak! Shekala pasti baik-baik saja.

Kaziva berlari menuju bandara, meskipun hujan mengguyur tubuhnya ia tidak peduli, ia bahkan tidak memperdulikan klakson mobil atau motor yang tertuju padanya.

Wajahnya sudah basah dengan air hujan dan air mata. Perasaannya sangat tidak karuan saat ini. "Nggak, Sheka nggak akan apa-apa" dia terus merapalkan hal itu dalam hatinya.

"Dia pasti baik-baik aja"

"Dia pasti selamat"

Dia tidak memperhatikan jalan hingga ia tersandung, sandal nya putus namun ia tidak peduli, ia harus menuju bandara dan memastikan bahwa Sheka baik-baik saja.

Melihat banyak orang yang berkumpul, Kaziva segera mendorong mereka. "Permisi, apa berita di tv itu benar? saya- saya mau lihat siapa yang jadi korban di dalam kecelakaan itu" suara Kaziva bergetar. Entah karena dingin atau takut yang menjadi satu.

"Maaf dek, untuk korban kami belum tahu, tapi untuk daftar para penumpang yang ada di dalam pesawat ini dia. Dan kemungkinan mereka yang menjadi korban" Kaziva dengan cepat merebut daftar nama itu, seketika kakinya lemas, seakan cahaya dunianya hancur seketika. Disana nama Shekala tertera dengan jelas.

KAZIVA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang