bab 25

383 31 1
                                    

Seperti biasa, tolong tandai typo

Happy reading ~~~

*************

Akibat dari cepu nya Shekala soal Kaziva kemarin. Kini Kaisar menuntunnya turun dari tangga. Pemuda dengan seragam barunya itu tampak hati-hati sekali membawa Kaziva turun.

"Abang aku tu cuman ke gores pot bukannya cedera kaki!" Kaziva yang sudah terlampau kesal akhirnya meledak. Sejak Shekala mengatakan semuanya, Kaisar tidak pernah jauh darinya.

Awalnya Kaziva senang namun semakin lama ia semakin pusing dengan tingkah kakaknya ini. "Abang takut kamu kenapa-kenapa, kamu gausah sekolah aja ya?"

"Apaan! gak mau, aku sehat begini masa nggak sekolah. Ayo turun nanti kita terlambat" Kaziva menggandeng tangan Kaisar membuat pemuda itu berteriak-teriak tidak jelas.

"Adek! harusnya abang yang gandeng kamu!"

"BERISIK BANGET BANG ILAN!" suara sang bunda membuatnya diam. Dia hanya memberikan cengiran pada sang bunda. "Duduk disini, Adek duduk disini!" Delia berujar membuat keduanya mengangguk faham.

"Jagain adiknya, tapi jangan keterlaluan juga. Hati-hati berangkat nya jangan kebut-kebutan!" Delia memberikan nasihat itu sudah hampir sepuluh kali pada Kaisar membuat pemuda itu hanya bisa manggut-manggut saja.

"Bunda...... BANG ILAN AYO!" Kaisar berbinar mendengar suara adiknya. Ia mencium punggung tangan sang bunda. "Ilan pergi dulu bunda" Kaisar berbalik dan menatap Kaziva penuh haru "penyelamat ku" matanya seakan mengucapkan hal itu membuat Kaziva heran. Ditambah saat Kaisar memeluknya erat Kaziva memekik takut.

"Ayo pergi sebelum bunda ngomel lagi" Kaisar dengan buru-buru menyalakan motonya dan pergi dari sana dengan Kaziva.

Sampai di sekolah, banyak yang penasaran dengan sosok yang membawa Kaziva. Pasalnya Shekala sudah sedari tadi datang dan memeriksa para siswa-siswi yang tidak menggunakan dasi atau memakai kaus kaki yang terlalu pendek.

"Dia siapa- waw tampan!"

"Tampan sekali, tapi Shekala masih nomor satu"

"Dia siapa nya Kaziva? kenapa bisa bareng?"

"Mungkin pacarnya?"

"Astaga tampannya"

Suara itu memenuhi indera pendengaran Kaziva dan Kaisar. Kaisar berdecak mendengar semua itu, alay sekali fikirnya. Apalagi saat mereka bilang Shekala lebih tampan? hei anda katarak?

"Abang ayo! kita harus ke kantor kepala sekolah dulu" ia mendongak menatap Kaisar yang tengah mengamati sekolah ini.

"Ayo" Kaisar menggandeng tangan Kaziva membuat para murid disana terkejut. Kaziva menghela nafasnya, pasti akan ada berita setelah ini.

Mereka berdua masuk ke dalam kantor kepala sekolah. "Kaisar Gailan xionaz? benar?" seorang pria paruh baya menatap Kaisar yang mengangguk.

"Kaziva? kenapa? Oh astaga kalian saudara?" pria itu mengangguk lalu menatap keduanya. "Nggak mirip" ia menggeleng pelan.

"Kaisar kamu masuk di kelas IPA satu, tunggu sebentar. Nanti ada yang akan mengantar kamu"

"Baik pak"

Tak lama seseorang mengetuk pintu, dan itu Shekala. "Selamat pagi pak, ada yang bisa saya bantu?"

"Nah Kaisar, dia itu Shekala. Dia ketua OSIS di SMA ini. Shekala dia Kaisar dia anak baru di sekolah ini. Ayo kalian kenalan dulu" Shekala mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan Kaisar yang dibalas dengan malas oleh Kaisar.

KAZIVA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang