bab 7

830 51 1
                                    

Selamat pagi, selamat hari Senin, semangat!!!!

Happy reading.....

Seorang gadis berseragam SMP itu tengah berlari dengan nafas yang tak beraturan. Keringat pun mengalir dari dahinya membuatnya semakin kepanasan. Merasa sudah tidak kuat, ia akhirnya memilih menyerah dan duduk di bawah pohon rindang.

"Huh.... capeknya astaga" ia mengipasi wajahnya menggunakan kedua tangannya.

"Kenapa malah duduk disini? masih ada dua putaran Kaziva."

Ya gadis itu Kaziva, yang kini telah menjadi siswi SMP. Ia kembali terlambat dan membuatnya harus berlari keliling lapangan sebanyak enam kali.

"Capek tau! Lo gak tau gimana rasanya kan! gue sesek tau Shekala!" pemuda yang tadi menyilangkan tangannya di dada langsung saja duduk mendekati gadis yang tengah mengipasi tangannya itu dengan raut khawatir.

"Sesek? lo gapapa? mau ke UKS? Ziva? sekarang masih sesek? mau minum?" Kaziva berdecak dalam hati. Dia yang nyuruh, dia juga yang panik fikirnya.

"Gue gapapa, cuman..... udahan ya pak ketos? plisss gue capek banget tau!" rengek nya membuat Shekala menghela nafas kasar lalu mengangguk.

"Yey! makasih Sheka" Kaziva yang teramat senang refleks mencium pipi Shekala membuat wajah sang empu memerah.

"Lo kenapa? Sheka, Lo sakit?" tanya Kaziva saat melihat wajah merah Shekala.

"Ngga, gue baik-baik aja. Lo kenapa bisa terlambat? padahal Kaisar udah di sekolah dari tadi"

"Hehe...." pertanyaan Shekala dijawab dengan tawa garing dari Kaziva membuat Shekala menjitak keningnya.

"Sakit Sheka!" pekiknya yang langsung diusap-usap lembut oleh Shekala.

"Maaf" ujarnya saat melihat kening Kaziva memerah.

"Kalian ngapain disini?" suara bariton itu membuat keduanya menoleh.

Disana, seorang pemuda tampan tengah menyoroti kedua sejoli itu. "Bang Ilan, selamat pagi hehe" Kaziva tersenyum kikuk saat mendapati sang kakak disini.

"Kamu kenapa malah disini bukannya ke kelas dek?" Tanya nya membuat Shekala ingin membuka suara, namun di hentikan oleh Kaziva.

"Aku lagi ngobrol sama Sheka Abang, sebentar lagi aku masuk kelas kok" ia tersenyum seraya mencubit pelan lengan Shekala membuat sang empu meringis pelan.

"Yaudah ayo kalau gitu, Abang antar ke kelas. Fraz lagi nungguin anak-anak yang terlambat" Kaisar menarik tangan adiknya lalu pergi begitu saja.

Sebelum benar-benar pergi, Kaziva memberi isyarat agar Shekala membawakan tas nya ke kelas, membuat sang empu hanya bisa terkekeh seraya menggelengkan kepalanya.

Saat ini Kaziva tengah duduk di bangku kelas tujuh SMP, ia telah tumbuh menjadi remaja yang cantik, banyak sekali yang mendekatinya, namun melihat orang di belakangnya, membuat orang-orang mengurungkan niatnya.

"Ziva!" seru seorang gadis yang terlihat seumuran dengannya.

"Apa?" jawabannya pada gadis itu.

Reisa Nurgraha. Gadis cantik berwatak ceria itu satu-satunya teman yang selalu ada disisinya selama ini.

"Kenapa sih Rei?" ia heran saat melihat Reisa terkekeh geli saat ini.

"Ini, gue di kasih cokelat sama kakak kelas tau! kali ini beneran buat gue bukan buat lo!" pamer nya pada Kaziva.

Pasalnya ia sering kali dijadikan perantara untuk Kaziva. Tetapi baru kali ini ada seorang pemuda yang memberikan cokelat untuknya.

"Waw! siapa tuh!" Kaziva merangkul gadis itu yang memang sama tingginya.

KAZIVA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang