bab 31

305 32 3
                                    

Sepertinya selama satu minggu ini perdebatan menjadi menu sarapan baru bagi Kaziva. Ia merasa heran, sejak kapan juga Shekala jadi banyak bicara seperti ini? Di depannya Kaisar, Azion, dan Shekala mereka tengah berebutan untuk membawa Kaziva sekolah.

Sedangkan Kaziva, ia hanya menatapnya malas sambil bertopang dagu. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh lewat empat puluh delapan, tapi mereka masih diam di sisi jalan. Ia memijat keningnya pusing, apalagi Shekala, pemuda yang seharusnya menyiapkan sidang pertanggungjawaban mengenai kepemimpinan nya selama setahun ini, malah ikut-ikutan menjadi konyol karena mereka berdua.

Mata Kaziva menyipit saat melihat sebuah motor yang ia kenali. "Askar!" ia berlari kecil menemui seseorang yang berada diatas motor itu. "Ap-"

"Gue nebeng!" Kaziva langsung saja naik dan menepuk pundak pemuda itu. "Ayo cepet sebelum mereka sadar Askar!" dengan mendengus malas, ia menjalankan motornya. Tetapi tiba-tiba dia menaikkan gas nya menimbulkan suara bising yang membuat ketiga pemuda itu terganggu dan ikut melihat.

Mereka terkejut saat Kaziva dengan senyuman lebarnya melambaikan tangan. "Sampai jumpa di sekolah!!" setidaknya suara itulah yang dapat mereka dengar dari Kaziva.

"Apa itu?"

"Kita ditinggalin?"

"Lo pada sih, bego!" Shekala langsung saja menaiki motornya dan meninggalkan Kaisar serta Dewa yang masih terdiam cengo.

"Buruan anjir kejar Ziva!"

"Tungguin dong anjir!"

Kaziva sampai di sekolah bersamaan dengan Shekala, sepertinya pemuda itu kebut-kebutan. "Makasih Askar!" ujarnya seraya turun dari motor pemuda itu.

"Mau ke- ehhh Sheka mau apa?" Kaziva terkejut dan hanya bisa pasrah saat diseret Shekala menjauhi Kaziva. "Apa? sana!!" usir Shekala pada Askarva yang membuat Kaziva mendengus lalu mencubit lengannya.

"Sakit, Ziva" Kaziva memutarkan bola matanya malas, "Jangan gitu sama orang lain! jelek!" peringat nya membuat Shekala terkekeh.

"Bagus, kalau buat dia. Ayo gue anter ke kelas" tangan Kaziva ia genggam dengan lembut. "Kenapa sih malah ikut sama dia? kenapa nggak tungguin gue?"

"Kalau gue nungguin kalian yang ada bakalan terlambat! lagian Askar temen gue kok"

"Jangan!"

"Kenapa? apanya yang jangan?"

"Jangan deket-deket dia, dia gak baik. Jahat"

Mata Kaziva menyipit mendengarnya, "Jahat? tau dari mana lo, dia jahat?"

"Gatau, firasat gue bilang dia jahat" lagi dan lagi Shekala mendapatkan cubitan dari Kaziva. "Jangan gampang nilai orang Sheka!"

"Lo juga! jangan gampang percaya orang" ia berujar seraya mengusap lembut puncak kepala Kaziva. "Gih sana masuk kelas, gue harus hukum orang yang terlambat untuk terkahir kalinya"

Ah benar, besok Shekala akan lepas dari jabatannya. Kaziva memandang Shekala dengan tatapan haru. "Sini deketan, nunduk!" Shekala menuruti semua yang diucapkan Kaziva. Dia mensejajarkan wajahnya dengan wajah kaziva.

"Bangga banget gue sama Sheka! ketos paling the best sepanjang masa! lo udah bikin sekolah jadi lebih berkembang selama setahun ini! my best ketos!! " ia menepuk-nepuk kepala Shekala membuat pemuda itu tersenyum sampai matanya menyipit indah , lalu tanpa aba-aba.

Cup

Shekala mencium pipi kanan Kaziva membuat sang empu tersentak kaget. "She-ka?" Shekala mengangguk dengan wajah yang masih tersenyum lebar itu. Ia mengetuk pipi kiri nya. "Cium gue juga, Ziva" bisiknya membuat Kaziva berdebar.

KAZIVA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang