bab 15

648 43 16
                                    

HAIIII

Kaget gak aku update siang hari?

huhu maaf baru bisa update.

Kemarin malam tuh aku udah niat mau update, tapi......

Aku kumpulan kyk semacam karang taruna gitu lagi. Tadinya abis kumpulan aku mau update, tapi.... aku pulang setengah 12 malem.... boro-boro inget update, aku langsung ke kasur waktu pulang itu.

Maaf huhuhuhu...... aku gak update sesuai jadwal.

Heheh, maaf jadi curhat kayak gini.

Tolong tandai typo.

Happy reading guys.....

                              ***************

Sudah terhitung tiga hari semenjak kejadian Kaziva dan Qierya.

Tiga hari yang lalu.

"Lo gapapa? Qierya lo masih belum jera juga?" Shekala yang mendekap tubuh Kaziva kini berusaha meredam amarahnya.

"Aku suka kamu Fraz! kenapa gak pernah sekalipun kamu lirik aku!" ujarnya yang membuat Shekala terkekeh.

"Lo suka gue,  terus apa hubungannya sama nge bully siswi lain?"

"Aku gak suka mereka deket sama kamu! kamu cuman punya aku!"

"Lo kira gue barang?" desis nya menatap Qierya tajam. "Kali ini lo udah bikin kesabaran gue habis. Gue tunggu lo di ruang guru" ia melirik Kaziva yang memegang kepalanya. "Ayo, hati-hati" tuturnya seraya memapah gadis itu.

"Kenapa Fraz nyuruh lo ke ruang guru Qie?" Nira heran, pasalnya Shekala akan menyuruhnya pergi ke ruang BK.

"Gatau, ayo ke ruang guru" Qierya berujar seraya berjalan menuju tempat yang di perintahkan Shekala.

"Selesai" Shekala menyimpan kotak p3k lalu mengelus pipi Kaziva yang memar. "Kepalanya masih sakit?" Kaziva menggeleng saat merasakan usapan lembut di kepalanya.

"Makasih Sheka" matanya sudah merah menahan air matanya, melihat itu Shekala terkekeh lalu membawanya kedalam pelukan hangat.

"Jangan nangis, nanti banjir" canda nya yang dibalas cubitan maut Kaziva.

"Nyebelin!" Kaziva memukul lengan Shekala dengan sesegukan.

"Cup...cup.... anak papa jangan nangis" Shekala semakin gencar menggoda Kaziva yang kini terlihat menggemaskan di matanya.

"Jangan jadi orang nyebelin!" Shekala tertawa lalu kembali memeluk Kaziva dan mengelus rambut gadis itu sayang.

Saking hangat dan nyamannya pelukan Shekala, Kaziva sampai mendengkur dalam tidurnya. Shekala meletakkan Kaziva dengan hati-hati pada ranjang UKS. Ia masih memiliki urusan yang harus ia selesaikan, ya kali ini harus ia selesaikan dengan baik.

"Gue titip Ziva"  ujar Shekala saat melihat gadis berpita PMR di lengannya itu.

Ia melangkahkan kakinya menuju ruang guru, disana terlihat seorang guru beserta orang yang ia suruh tengah duduk saling berhadapan.

"Bu mak- Fraz! Bu Miela kasih aku surat ini! bukan kamu yang suruh kan Fraz!"

"Fraz! kamu gak mungkin lakuin hal itu kan? kamu gak mungkin tega keluarin aku dari sekolah kan Fraz?!"

Qierya menggenggam tangan Shekala yang langsung di tepis sang empu. "Emang..." tuturnya membuat Qierya lega. Sebelum Shekala melanjutkan ucapannya.

KAZIVA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang