bab 3

1.2K 86 1
                                    

"Selamat pagi sayang" Bastian menyapa Kaziva yang tengah kesusahan menaiki kursinya. Bukannya membantu Kaziva duduk, ia malah menaikan gadis kecil itu di pangkuannya.

Oh ayolah, Savania ini aslinya sudah dewasa loh om, di pangku kayak gini tuh kayak gimana gitu.

Melihat wajah anaknya yang memerah, ayah dua anak itu seketika panik bukan main.

"Loh sayang kenapa? kamu sakit? wajah kamu merah" ucapnya panik

"Panas ayah, huhu" alibinya membuat Bastian menghela nafas lega.

Bastian menggunakan tangannya mengipasi sang anak membuat kaziva terlena. "uuuuh enak adem" ucapnya seraya memejamkan matanya membuat Bastian terkekeh.

"Nda! yey makan" binar Kaziva saat melihat Delia membawakan makanan untuknya.

"Nih, buka mulutnya sayang"

"Enak nda!"

"Iya sayang, makan yang banyak ya"

********

Saat ini hari Minggu. mereka berempat tengah bersantai bersama di ruang keluarga. Tak jarang juga terdengar suara rengekan Kaziva yang sedang di jahili oleh Gailan.

"Aaaaa bang Ilan jelek kayak capi!" Kaziva mengamuk seraya memukul Gailan membabi buta yang membuatnya tertawa.

"Abang. udah jangan gangguin terus adiknya"

"Nda! Abang Ilan jelek!"

"Mana ada Abang jelek, orang tampan kayak gini"

"Jelek kaya capi!"

"Sapi bukan capi!"

"IH BANG ILAN!"

"Ziva jelek! ziva bocil!!"

"BANG ILAN!"

"Gailan udah" lerai sang ayah.

"Aduh-aduh, maafin Abang ya ziva adik Abang yang gemesin" ucapnya seraya mencubit pipi gembul adiknya itu.

"Gatau ziva malec!" jawabnya seraya bersedekap dada membuat ketiganya melongo.

"Heh! dasar ya kamu!"

"Nda!!" Kaziva menghambur ke pelukan sang ibu saat melihat Gailan yang ingin menjahilinya lagi.

********

"Ziva mau cekolah" perkataan Kaziva barusan membuat ketiganya terdiam lalu heran.

"Kenapa kamu mau sekolah sayang?"

"Ziva udah becal nda, Ziva mau cekolah, Ziva capek di lumah telus"

"Heleh mana ada capek di rumah terus" timpal Gailan mendengar ucapan adiknya itu.

"Kamu masuk sekolah tau depan aja ya sayang?" tawar Delia. Pasalnya anaknya itu masih berusia empat tahun saat ini.

"Ndaaa .. Ziva mau cekolah"

"Kamu mau ngapain disekolah? di sekolah itu gaada yang cadel kayak kamu" lagi-lagi Gailan menjahili adiknya.

"Huaaaaaa bang Ilan jahat Ziva nggak cuka"

"Gailan, kamu ini"

"cup cup, jangan nangis dong anak bunda yang paling cantik ini"

"Ziva mau sekolah sayang?" Bastian membawa Kaziva dalam gendongannya.

"Huum ayah, Ziva mau cekolah baleng abang!" jawabnya dengan antusias.

"Boleh ayah?" tanya nya penuh harap.

KAZIVA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang