Cahaya mentari pagi ini tak membuat Kaziva semangat seperti biasanya, kali ini gadis itu justru sebaliknya. Melihat mentari yang cerah ini, hatinya semakin memburuk.
"Ah, sialan harus apa gue kalau ketemu sama mereka nanti" ia menatap wajahnya di cermin dengan memelas, lalu tak lama matanya membola saat mengingat sesuatu.
"Seharusnya Adit itu muncul barengan sama temennya si Fraz yang lain kan? siapa namanya sih, astaga gue lupa...."
"Tunggu?! bukannya cuman Kaziva yang panggil dia Fraz? tapi kenapa semua orang panggil dia Fraz sekarang?" ia bingung dengan keadaan yang saat ini.
"Terus gue harus gimana? kalau gue jauhin mereka langsung pasti bakalan aneh gak sih? gue harus jauhin mereka perlahan. Iya gue harus jauhin mereka pelan-pelan"
Tok tok.
"Adek, ayo sarapan" ketukan di pintunya membuat Kaziva menghela nafas gusar lalu mengepalkan tangannya. "Semangat Ziva!"
"Ayo sarapan, nanti kesiangan" ujar Kaisar saat Kaziva membuka pintu.
"Iya Abang, ayo makan"
Begitu sampai di ruang makan ia hampir terjatuh saat melihat Shekala dan Azion yang tengah duduk dan tersenyum padanya. Kalau saja Kaisar tidak menahannya, ia pasti akan terjengkang.
"Selamat pagi Ziva!" keduanya menyapa membuat Kaziva tersenyum manis meskipun terpaksa.
Perasaan bahagia kini telah terganti dengan perasaan takut dan gundah, namun mengingat bahwa mereka belum bertemu dengan protagonis wanita membuat Kaziva sedikit lega.
"Selamat pagi juga Sheka, Dewa!" ia berusaha akan tetap menjadi Kaziva yang sebelumnya, setidaknya hanya sampai mereka bertemu Naila.
"Selamat pagi juga bunda, ayah!" ia menyapa seraya mengecup pipi keduanya yang sudah menjadi rutinitas.
"Selamat pagi sayang, ayo duduk. Dari tadi temen kamu udah datang loh, katanya mau berangkat pake sepeda sama kamu" mendengar itu Kaziva menyerit heran, sepeda? kapan ia memiliki sepeda fikirnya.
Namun saat ini ia hanya bisa terdiam membisu. Bagaimana tidak karena saat ini ia tengah berada di belakang Shekala, ia tidak menyangka bahwa Kaziva akan di bonceng olehnya.
"Ziva, kenapa? ada masalah?" pertanyaan Shekala membuat Kaziva linglung dan menggeleng pelan.
Shekala menghentikan sepedanya membuat Kaziva bingung, ditambah saat Shekala berdiri di tempatnya dan menyuruhnya untuk berdiri di hadapannya.
Kaziva menurutinya, namun saat ia berdiri, ia langsung di tarik kedalam pelukan Shekala membuatnya bingung dan terkejut. "Kamu bisa cerita sama aku Ziva, jangan di pendam sendiri. Kita kan sahabat," ia melonggarkan pelukannya agar bisa menatap wajah Kaziva "Jadi kalau ada apa-apa cerita sama aku ya" Tatapan mata Shekala dalam sekali membuat Kaziva terenyuh sebentar.
"Iya Sheka, aku baik-baik aja kok, aku cuman banyak fikiran" ujarnya membuat Shekala memicingkan matanya.
"Kamu mikirin apa aja, sampai banyak fikiran"
"Mikirin kamu, hahahaha" ia tertawa karena merasa canggung. Sial! ia meruntuki perkataannya yang berkata demikian.
"Sheka, ayo berangkat nanti kita terlambat!" ia berkata saat melihat Shekala yang diam dan hanya menatapnya.
"Sheka, Sheka!" ia menggoyangkan lengan sang empu membuatnya tersentak lalu mengangguk pelan.
"Ayo, pegangan Ziva nanti kamu jatuh" ia berkata seraya mengarahkan tangan Kaziva pada untuk melingkari perutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAZIVA [END]
FantasyTransmigrasi universe . Story-1 Savania masih tidak mengerti dengan apa yang ia alami. Setelah terjatuh akibat menolong sepupunya, bukannya mati, ia malah masuk ke dalam novel yang pernah ia umpati sebelumnya. Terlebih dia masuk ke dalam pemeran...