bab 23

408 37 0
                                    

Selamat hari Minggu yang cerah!!!

Seperti biasa tolong tandai typo!!!!

************

Setelah acara menangis tadi, Shekala dan Kaziva memutuskan untuk membolos. Mereka saat ini tengah berada di taman belakang sekolah. Belum ada yang bersuara, mereka menikmati kebersamaan yang tenang itu.

"Ziva" Panggilan itu membuat Kaziva mendongak. Matanya bertabrakan dengan iris pemuda itu. "Lo beneran nggak punya masalah?"

Kaziva kembali menghela nafas, sudah sekitar dua puluh kali Shekala menanyakan hal itu dan membuatnya muak. Ia berdiri lalu berkacak pinggang. "Gue gapapa! awas kalau nanya lagi! gue cubit nih!" Shekala terkekeh lalu bernafas lega. Setidaknya Kaziva kembali menjadi petakilan lagi.

"Iya gue ngerti, sini duduk lagi" Shekala menepuk sebelah kursinya agar Kaziva kembali duduk. "Nih" ia menyerahkan boneka kecil berbentuk kelinci, boneka itu bahkan lebih kecil dari pada telapak tangan Kaziva.

"Ihhhh, ini lucu banget Sheka!" Kaziva tampak antusias dengan pemberian pemuda itu, melihat Kaziva yang antusias ada rasa bangga tersendiri di hati Shekala, ia diam mengamati wajah tunangannya itu.

Hingga suara handphone membuyarkan keduanya. "Siapa?" tanya Shekala penasaran.

"Ayah" jawab Kaziva membuat Shekala mengangguk.

"Halo ayah!! kenapa telpon Ziva? ada masalah?"

"HAH?! AYAH YANG BENER! KALI INI NGGAK PRANK KAN?!"

"Iya, tapi ayah nggak bohong kan?! ayah serius?!"

"Nggak mau! Ziva juga mau jemput!"

"NGGAK MAU! ZIVA MAU JEMPUT! suruh siapa kasih tau!"

"Pokoknya Ziva mau jemput! titik!" gadis itu mematikan panggilan itu lalu berjalan pada Shekala dengan berbinar.

"Sheka ayo!" ia menarik tangan Shekala membuat pemuda itu heran. Shekala menarik tangan Kaziva membuat gadis itu mundur lalu menabrak badan Shekala. "Ada apa? kenapa lo rusuh gini?"

"Bang Ilan! Sheka!"

"Ilan? kaisar? kenapa dia?"

"DIA MAU PULANG! AYO KITA JEMPUT!" Kaziva kembali menarik tangan Shekala yang tengah melongo. kaisar pulang? sialan fikirnya dalam hati.

************

"Ziva, kita harus izin dulu buat pulang" Kaziva berhenti, benar dia membawa ketua OSIS bolos. Mati sudah.

Mereka akhirnya mendapatkan izin meskipun harus melewati drama seperti "mau kemana kalian?" "Shekala kamu ajak bolos?" dan lain-lain.

Mereka akhirnya sampai di bandara dengan ekspresi yang bertolak belakang. Jika Kaziva berjalan dengan berbinar-binar, Shekala malah menekuk muka nya masam. Dia bukannya tidak mau diajak Kaziva, tapi kenapa kaisar harus pulang? setelah ini dia yakin Kaziva akan selalu bersama Kaisar di banding dirinya.

"AYAH! BUNDA!" teriakan itu membuat beberapa orang yang ada di sana melihat, buru-buru Shekala menghentikan Kaziva sebelum gadis itu berteriak kembali.

"Kamu ini, kan udah ayah bilang jangan ikut! Mana ajak Fraz lagi, dia kan ketua OSIS!"

"Ah ayah, masa aku nggak ikutan jemput bang Ilan!" Kaziva berujar sambil sibuk dengan sesuatu. Ia membuka tas nya dan membuka lebar spanduk besar yang ia bawa.

spanduk itu bertuliskan "selamat balik ke kandang abang q cayang" ditambah dengan bunga warna-warni di sekitarnya, dan juga foto kaisar dengan kacamata hitam layaknya pengguna Facebook jaman dulu.

KAZIVA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang