13 | Resmi

18.2K 1K 173
                                    

HOLA

How Are You Beb?
Kawal terus cerita ini sampai end okeii^^

🤍HAPPY READING🤍

***

"Asa" lirih gadis itu.

Adhara kini terisak dalam dada bidang Antariksa, tanganya melingkar di pinggang laki-laki itu. Antariksa diam tak tau harus berbuat apa, ia memang tak membalas pelukan gadis itu, tapi dadanya tiba-tiba bergemuruh tak terkendali, hatinya seperti tersayat melihat keadaan gadis itu.

"Ke Rumah Sakit gue anter" suara lembut Antariksa dapat terdengar jelas di telinga Adhara lalu di balas anggukan.

Antariksa segera melepas jaket hitamnya dan ia berikan kepada Adhara, yang mana seragam putih gadis itu sudah berlumuran darah dan ada beberapa bagian yang robek.

Tak pernah terbesit di pikiran Antariksa gadis pertama yang berhasil menaiki jok motornya adalah gadis mungil berpita merah muda yang sedikit gila itu.

Tak ada obrolan sepanjang perjalanan, Adhara melingkarkan tangannya pada perut Antariksa, merapatkan diri dan merasakan kenyamanan dalam hatinya. Laki-laki itu beberapa kali protes tapi tak ada jawaban apapun dari Adhara.

Detakan jantung laki-laki itu semakin tak terkontrol, detakan itu bahkan bisa terdengar di telinganya sendiri.

"Aneh." gumam Antariksa.

Saat tiba di depan Rumah Sakit, Antariksa beberapa kali membangunkan gadis yang tertidur di pundaknya.

"Jangan-jangan meninggal" sepontan ia langsung mendekatkan jarinya pada hidung gadis itu.

"Huh masih idup ternyata." lega Antariksa.

Tak ada pilihan lain ia harus menggendong Adhara masuk, dengan gagahnya Antariksa menggendong gadis mungil itu ala bridal style. Pandangannya terus terarah pada luka-luka yang ada di sekujur tubuh gadis itu. Perasaan sesak muncul kembali seakan hatinya tak terima melihat gadis itu terluka.

Saat dokter telah menangani Adhara, Laki-laki itu memutuskan untuk pulang dan akan kembali esok hari. Dari sebrang jalan terlihat seseorang yang menggunakan jaket kebesaran ATLANTIS menatap sang Leader dengan penuh kebencian.

Setelah memastikan Antariksa benar-benar menghilang, laki-laki itu segera melajukan motornya ke pelataran Rumah Sakit.

Laki-laki itu masuk ke sebuah ruangan rawat yang menampakan seorang wanita terbaring dengan banyak selang yang membantunya untuk tetap hidup.

Ia duduk di samping brankar lalu memegang erat tangan wanita yang tak sadarkan diri itu.

"Ma, aku kangen, kapan Mama bangun?"

"Mama tidurnya nyenyak banget ya sampe gak inget anak kesayangan Mama ini?"

"Tunggu sebentar lagi ya Ma, sedikit lagi. Aku akan buat dia ngerasain apa yang kita rasain. Aku gak akan biarin dia bahagia sedikitpun"

"Mama mau kan nemenin aku sampe hari itu tiba, sampe aku berhasil hancurin dia sehancur-hancurnya"

Tangan laki-laki itu terus menggenggam erat tangan dingin wanita yang ia panggil dengan sebutan Mama. Air matanya tak bisa ia bendung.

Antariksa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang