17 | Terror

17K 945 137
                                    

HOLA

How Are You Beb?
Kawal terus cerita ini sampai end okeii^^

🤍HAPPY READING🤍

***

"Cari tahu semuanya, dan langsung kabarin gue!"

Antariksa kini berada di depan ruangan operasi dengan lampu yang masih menyala. Ia baru saja menutup pembicaraan dengan orang kepercayaannya, Antariksa yang masih duduk gelisah dengan sesekali menggoyangkan kakinya.

Waktu sudah menunjukan pukul 23.45, sampai akhirnya dokter dengan di dampingi asisten nya keluar dari ruangan itu.

"Operasinya berjalan lancar, pasien akan segera di pindahkan ke ruang rawat." ujar sang dokter memberikan informasi pada Antariksa.

"Baik, terima kasih dok."

Di sebuah ruang rawat VIP Antariksa duduk di samping brankar sang Papa dan terus menggenggam erat tangan kekar pria paruh baya itu.

"Anta janji bakal bales perbuatan mereka sama Papa!" ujar Antariksa menyiratkan kebencian.

Tingg!!

"Black Demon. 100%!"

Isi pesan itu membuat nafas Antariksa memburu, tangannya mengepal kuat, ia menggenggam erat ponsel yang ada di tangannya hingga layar ponsel tersebut retak.

Antariksa sudah siap dengan jaket hitamnya, lalu membenarkan headband yang ada di keningnya agar menyanggah rambut laki-laki itu.

Pukul 00.34 Antariksa melajukan motor hitamnya dengan kecepatan penuh, emosinya memuncak, hingga akhirnya ia sampai di depan gedung terbengkalai yang di jadikan markas oleh Black Demon.

Tanpa membuang waktu, Antariksa mengambil tongkat besi yang tergeletak di lantai kotor itu, dan dengan kerasnya ia menendang sebuah pintu kayu di depannya hingga roboh.

Serentak mereka di kagetkan dengan tindakan laki-laki berheadband hitam itu. Kini mata Antariksa mengedar menghitung jumblah mereka yang kurang lebih ada 14 orang.

Castor tersenyum miring sambil terus menyesap nikotinnya. Rahang Antariksa mengeras, matanya memerah, raut mengerikan terukir di wajahnya.

Antariksa memukulkan tongkat besi itu pada tiang besar di sampingnya, sehingga mengakibatkan bunyi nyaring. Seakan mengerti, anggota Black Demon sudah bersiap untuk menyerang. Laki-laki dengan badan besar bersiap untuk melayangkan bogeman padanya.

Prangg!!

Bugh!!

Belum sempat bogeman itu mengenainya, Antariksa lebih dulu memukulkan tongkat besinya pada kepala laki-laki bertubuh besar itu.

"Bangs*t!! SERANG!!"

Prangg!!

Prangg!!

Bugh!!

Bugh!!

Dugh!!

Antariksa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang