33 | Hanya kebahagiaan (End)

19.7K 914 297
                                    

HOLA

How Are You Beb?
Part ini adalah bab terakhir dari cerita Antariksa ;)

🤍HAPPY READING🤍

***

Pukul 22.30, angin malam menerpa dua insan yang saling menyamankan diri melepas rindu pada raga yang lama berpisah.

"Asa, makasih," ujar Adhara makin mengeratkan pelukannya.

"Gue gak akan pernah mengingkari janji yang udah gue buat Ra," jawab Antariksa sambil terus mengelus lembut tangan mungil yang melingkar di perutnya.

"I love you Ra."

"Masa?"

"Iya sayang."

"Seberapa besar cintanya?" tanya Adhara.

"Gue cinta lo, dengan cara yang tak terucapkan oleh bait-bait puisi. Bagai lukisan abstrak yang tak terjangkau oleh kata-kata. Keindahan mencintai dalam keheningan yang penuh makna," lirih Antariksa.

Tentang rindu dan penantian yang berbuah manis. 2 insan yang masih berlinang dalam air mata bahagia. Raga yang seakan utuh kembali. Cinta yang kini telah menyatu kembali. Semesta benar-benar memenuhi janjinya.

Saat tiba di apartemen yang telah lama tak ia kunjungi. Antariksa di buat terperangah melihat banyak terpajang foto kebersamaan mereka. Laki-laki itu terus berkeliling melihat satu persatu bingkai foto yang menempel. Sampai netranya terpaku pada satu foto yang menampilkan 2 orang saling merangkul dengan tawa lepas.

"Asa?" panggil Adhara.

Antariksa yang mendengar suara lembut kekasihnya dengan cepat mengusap air yang baru saja menetes di pipinya.

Adhara yang melihat keadaan Antariksa langsung membawa kekasihnya itu ke dalam pelukannya, "Jangan di tahan."

Antariksa terisak kuat di bahu Adhara yang basah oleh air matanya. Inilah sisi Antariksa yang hanya di ketahui oleh orang tua dan sahabat terdekatnya. Antariksa yang lemah, Antariksa yang penuh kasih sayang.

Setelah puas mengeluarkan sesak di dadanya. Antariksa mengangkat kepalanya beralih menatap mata gadisnya dengan tatapan tulus. Tangan kekarnya menangkup kedua pipi Adhara dan kemudian perlahan mendekatkan wajahnya.

Cup!

Bibir mereka menyatu dengan mata terpejam seolah menikmati pelepasan rindu yang telah lama mereka idamkan. Pagutan mereka terlepas saat sama-sama kehabisan oksigen. Dengan senyuman di bibirnya Antariksa mengulurkan telunjuk tangannya dan ia tarik membentuk garis lurus dari kening, hidung, bibir, hingga dagu gadis itu.

Tes!

Tiba-tiba darah segar mengalir dari hidung Adhara.

"Ra, lo sakit?"

"Enggak. Ini efek kecapean aja."

***

Rombongan motor besar menuju ke sebuah tempat sakral di mana orang memanjatkan doa serta tangisan. Sebuah tempat dengan pelataran luas membentang.

Antariksa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang