24 | Musuh di depan mata

12.9K 774 72
                                    

HOLA

How Are You Beb?
Kawal terus cerita ini sampai end okeii^^

🤍HAPPY READING🤍

***

"Sial!!. Sial!!"

Brakk!

"Bangs*t!!"

Bugh!!

"Sadar bangs*t!, gak ada gunanya lo begini, kita harus cepet nemuin Adhara!"

Satu bogeman dari Atlas berhasil mendarat di pipi Antariksa. Pasalnya, sedari tadi laki-laki itu memukulkan tangannya pada pohon-pohon besar di sekitarnya.

"Gel, lacak lokasi liontin Adhara." perintah Antariksa yang sengaja menanamkan gps pada liontin kekasihnya.

"Leo kabarin Pak Didit dan Bu Siska." lanjutnya pada Leo.

Keempat sahabat Antariksa melihat wajah baru dari sahabatnya itu, perasaan cemas yang benar-benar terlihat jelas hanya dari wajahnya.

"Tunggu gue Ra, tunggu, lo harus bertahan!" batin Antariksa.

Setelah Leo kembali dari memberikan informasi kepada Pak Didit, banyak siswa berkumpul untuk ikut mencari keberadaan Adhra.

"Kita ikut nyari!" ujar Alula yang menggandeng tangan Chara.

"Biar kita aja!, kalian bakal nyusahin pencarian!" tegas Antariksa dingin membuat nyali mereka menciut.

"Gue udah nemu lokasinya. sekitar 1km dari sini!" ujar Rigel yang berhasil melacak lokasi Adhara.

"Anta."

"Gue gak punya waktu sama lo!"

"T-tapi, g-gue liat Adhara di bawa sama 2 orang berhoodie hitam." ujar Elara yang tak sengaja melihat Adhara di bawa oleh orang tak di kenal.

"Kenapa lo baru ngomong BANGS*T!!" murka Antariksa.

"Kita berangkat! Cewek gue udah nunggu!" perintah Antariksa, di ikuti oleh keempat sahabatnya.

Di tempat lain...

Laki-laki berhoodie hitam itu menyentuh pipi mulus Adhara. "Ternyata lo cantik Adhara, pinter juga si Anta milih cewek!"

"Jangan macem-macem lo bangs*t!!" ancam Adhara.

"Wooo, santai aja kali kaya gak pernah di pake aja sama si Anta." kali ini laki-laki yang sedari tadi duduk, bangkit menghampiri Adhara.

"Barang bagus nih, bisa kali kita cicipin dikit, si boss juga gak bakalan tau!"

"Jangan, lo bakal mati kalo si boss sampe tau!"

"Ya kan si boss gak lagi di sini!"

Setelah sedikit berpikir, laki-laki misterius itu mendekat ke arah Adhara dengan tersenyum penuh arti.

"Mau apa kalian hah!!" panik Adhara.

Salah satu dari mereka membuka kancing kemeja Adhara satu persatu sampai dada mulus gadis itu sedikit terekspos. Saat akan membuka kancing ketiga tiba-tiba.

Antariksa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang