Bab 32. Lonely

374 53 12
                                    

Menit dan detik terasa begitu lambat bagi dua orang yang saat ini berada di puncak gunung Qing Quan. Lu Jianchi dan Jin Mo You. Mereka memang menganggap diri mereka sebagai bawahan ataupun pengikut di depan Li Xiang Yi, namun jauh di hati mereka Li Xiang Yi lebih dari itu. Li Xiang Yi adalah sosok sahabat, penyelamat dan panutan bagi mereka.

Malam ini gelap gulita, tak ada satupun gemintang yang menampakkan diri. Cuaca dingin tak lagi menghalangi ketika kegundahan di hati justru telah menguasai.

"Saudara Lu, menurutmu.. akankah tuan...?" Jin Mo You yang sedari tadi mondar mandir seperti setrikaan mendekati Lu Jianchi yang saat ini bersandar di pohon magnolia besar di belakang Paviliun Utama.

"Aku tidak tahu..." Lu Jianchi menggelengkan kepalanya, matanya tak pernah lepas dari pintu pavillun kecil yang tertutup rapat.

Mereka sudah bersama Li Xiang Yi hampir 5 tahun, tapi tetap tidak paham bagaimana bisa seorang seperti itu ada, Li Xiang Yi nomor satu dalam hal menghukum diri sendiri, namun nomor satu juga dalam hal menolong orang lain.

Meski Li Xiang Yi tidak pernah mengatakan ia sakit, ia terluka ataupun tubuhnya lemah, hanya untuk menguatkan mereka, hanya untuk membuat mereka tidak khawatir hanya untuk membuat mereka merasa semua baik baik saja, namun berapa kali ia diam-diam menemukan sosok tuannya itu terjaga di sepanjang malam hanya untuk melihatnya memandang langit sendirian.

Siapapun tahu, sesungguhnya Li Xiang Yi kesepian.

Li Xiang Yi sering diam-diam tak sadarkan diri entah karena kelelahan ataupun luka dalam tak ada yang tahu.

Meski Bela diri Li Xiang Yi tak tertandingi, hatinya juga selalu mengimbangi, di depan Li Xiang Yi hanya ada satu kata "Keadilan" dari dulu hingga saat ini, tidak pernah berubah.

Semakin ia mengenalnya, rasanya Ia semakin jauh dari dirinya, semakin berkilau, semakin tak terjangkau.

Jadi tak heran, jarang orang yang bisa bersanding dengannya, karena saat di sampingnya itu berarti akan tersilaukan cahayanya, jika orang tak kuat hati maka hanya akan timbul iri dan dengki, seperti Shan Gudao

Jika orang itu penuh ambisi maka hanya akan ada seperti Di Feisheng yang hidupnya di penuhi Obsesi.

Maka dari itu mereka berdua memilih berada di bawah sayapnya saja agar ikut tersinari cahayanya. Itu cukup.

Sebenarnya Shan Gudao cukup beruntung, karena hanya untuk mencari jasadnya, Li Xiang Yi rela membuang 10 tahun hidupnya.

Namun Fang Duobing lebih beruntung lagi, karena untuk keselamatannya Li Xiang Yi bahkan rela mempertaruhkan nyawanya.

Tak heran Li Xiang Yi itu nomor satu di hati Fang Duobing. Jangankan Fang Duobing, karena bahkan mereka pun sama.

____________________

Aula Tianji

"Nyonya ayo makan dulu, sudah 2 hari ini nyonya belum menyentuh nasi sedikitpun" Li Er datang membawa nampan berisi nasi dan lauk pauk untuk He Xiaohui yang saat ini duduk bersandar di pinggir jendela.

Riasan He Xiaohui tak lagi meriah, bahkan bajunya adalah baju paling biasa yang pernah ia kenakan. Hari hari ceria yang biasa terjadi di Aula Tianji kini menjadi kenangan saja. Sejak beberapa minggu yang lalu, Fang Duobing sang tuan muda dinyatakan hilang, sejak saat itu pula hari hari suram terjadi.

"Nyonya, Tuan sebentar lagi tiba, makanlah sedikit saja, bagaimana jika tuan melihat anda begitu sedih seperti ini?"
Li Er masih berusaha membujuk majikannya. Ia sendiri bukannya tidak bersedih namun jika ia hanya bersedih bagaimana dengan pekerjaannya? Kesedihannya tak akan mengubah keadaan.

Mysterious Lotus Casebook 2  ( Fanfiction )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang