Bab 57. Sedetik Tahta

412 60 29
                                    

"Sudah ku katakan aku sangat membenci pertumpahan darah, tampaknya kalian semua tidak mengingatnya!"

Cranggg..... ...

Suara itu berasal dari sosok yang baru datang dari arah pusat kepulan asap dengan jubah putih ternoda darah. Ucapannya terdengar sangat dalam dan dingin, kulitnya pucat, sangat kontras dengan darah merah yang menodai wajahnya.

Sosok itu memegang pedang di tangannya, pandangannya mengedar dan menusuk ke semua orang, dan di depan semua mata memandang, sebilah pedang kokoh yang di pegangnya hancur begitu saja berhamburan jatuh ke tanah, sangat mudah seolah meremukkan sepotong kerupuk.

"Ketua Sekte..."
"Shifu.....

Fang Duobing adalah yang pertama kali berlari ke arah Li Xiang Yi. Ia tidak peduli apapun tidak peduli siapapun.

"Li Lianhua kamu baik baik saja?" Ucapnya dengan raut kekhawatiran sangat jelas terlihat. Tangannya meraba lengan gurunya dan ia berputar sekali sebelum kedua tangannya memegang Li Xiang Yi, kemudian memeluknya. Kali ini gengsi dan malunya sudah ia buang entah kemana.

"Syukurlah kamu baik-baik saja. Syukurlah..." Ucapnya pelan sambil kedua tangannya mengusap air mata yang jatuh di belakang punggung tegap sang guru.

"Aku baik-baik saja". Li Xiang Yi menjawab sambil menepuk punggung Fang Duobing pelan. Ia melepas pelan pelukan pemuda yang memeluknya, kemudian kembali memandang semua orang.

"Hormat kepada Ketua Sekte" yang pertama kali berbicara adalah Yun Biqiu. Ia berlutut yang tentu diikuti oleh semua anggota Sekte Sigu lainnya.

Li Xiang Yi menghela nafas.

"Bangunlah semuanya. Tidak perlu seperti ini" ucapnya lembut, ada sedikit nada tak berdaya tersirat di sana.

Semua masih tidak bergerak, bahkan Xiao Zijin juga enggan bangun. Li Xiang Yi memandangnya dengan tidak wajar. Ia tidak tahu bahwa Xiao Zijin juga ikut memberi hormat padanya. Dulu Xiao Zijin adalah orang yang meski mereka dekat namun dirinya selalu bertentangan dalam semua hal.

Rasa persahabatan dengannya telah renggang karena masalah pembubaran Sekte Sigu terdahulu. Di tambah dengan Qiao Wanmian, semua kedekatanya hampir musnah.

Sebenarnya ia tidak terlalu mempermasalahkan hal semacam ini. Semuanya sudah menjadi masa lalu. Namun saat ini melihat semua orang memberi hormat padanya, meski sudah puluhan tahun berlalu, mau tidak mau hatinya juga sedikit terganggu.

"Zijin.. bangunlah. Suruh mereka semua bangun" ia berkata pada akhirnya.

Xiao Zijin bangun diikuti semua bawahannya. Namun matanya tetap menunduk. Ia tidak berani menatap Li Xiang Yi.

Semua sudah tegak berdiri, namun di barisan depan, satu orang tetap terduduk. Dia adalah kaisar. Semua memandangnya aneh, termasuk Li Xiang Yi.

"Yang Mulia, ada apa denganmu?" Tanya Li Xiang Yi tanpa ekspresi. Ekspresi wajahnya acuh, bukan tidak peduli namun lebih ke merasa aneh saja. Bagaimanapun dia seorang yang menerima didikan Kekaisaran sedari kecil. Jadi sudah tabiatnya memiliki harga diri yang bangga. Namun saat ini semua aura kaisar itu hilang sama sekali.

"Tidak.. tidak... aku bukan Yang Mulia..  Aku.. aku tidak tahu, Ketua Li... tolong beri keputusan untukku. Aku... aku harus bagaimana?" Ucapnya sambil terisak. Menatap Li Xiang Yi penuh pengharapan. Kalimatnya bahkan sudah tergagap.

"Apa maksudmu dengan itu?" Li Xiang Yi berbicara sambil mengeryit sesekali ia memandang matahari yang mulai terbit. Entah apa yang ada dipikirannya, sorot matanya tidak terbaca.

"Aku bersedia menyerahkan tahta. Tapi bisakah aku memohon. Bisakah aku memohon agar mengampuni keluargaku? Mereka kebanyakan perempuan yang lemah. Ketua Li, kasihanilah.. kasihanilah" kaisar itu berbicara dengan  sangat hati-hati dan sepenuh hati memohon.

Mysterious Lotus Casebook 2  ( Fanfiction )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang