(Baca dulu bab yang kemarin aku up (12 juni), sepertinya wattpad error jadi ada yang bilang ga ada notifikasi bab baru, baca aja dulu biar ceritanya ga ada yang missing Link. Terimakasih)
.
.Fang Duobing berjalan menyusuri hutan dengan pikiran berantakan. Tadi ia kembali memeriksa nadinya sendiri hanya untuk memastikan hal yang ia khawatirkan, ternyata benar ada energi lain dalam tubuhnya, itu sama dengan saat terakhir kali ia terkena racun.
"Hahahaha....." Fang Duobing tertawa, menertawakan dirinya sendiri. Kakinya melangkah tak tentu arah, namun semakin jauh ia berjalan, semakin ia merasa akrab dengan tempat ini, tidak salah lagi, ini gunung Yunyin tempat makam Qi Mushan.
Fang Duobing lagi-lagi duduk bawah pohon disamping makam seperti saat ia terakhir kali datang.
Namun ada yang berbeda kali ini, Fang Duobing yang biasanya bisa berbicara lancar, saat ini hanya terdiam tenggelam dalam lamunan.
"Kakek guru, aku benar-benar tidak dapat mengerti banyak hal. Aku benar benar bingung" Fang duobing membuka mulutnya, namun yang keluar dari bibirnya adalah keluhan yang tak pernah sekalipun orang dengar.
"Kakek guru, aku menyerah. Maafkan aku" entah sejak kapan tangannya memegang seruling dan pita merah.
"Jika guruku memang masih hidup entah di manapun ia berada, aku tidak apa-apa asal ia bahagia, sehat. Tidak apa-apa meski ia tidak menemuiku" Fang Duobing terisak menutupi kedua mata dengan lengannya.
"Tapi bagaimana jika ternyata aku yang menyakitinya?
Bagaimana jika aku yang diam-diam telah membunuhnya?
Bagaimana?
Kakek guru apa yang harus aku lakukan?" Fang Duobing meraung frustasi.Di depan orang lain ia bisa terlihat tegar, kuat, seolah ia mampu menanggung semuanya, namun tidak banyak orang paham, ia juga manusia. Fang Duobing juga butuh dukungan, dorongan, bahkan pelukan.
Fang Duobing telah menahan sesak ini sedari ia melihat seruling patah di Villa Puncak Gunung Qing Quan, Fang Duobing bukan orang dungu yang bisa dibodohi begitu saja. Saat ia menanyakan tentang seruling dan pita merah, ia sudah tahu ada yang tidak beres.
Tebakannya benar, Xiang Lian adalah Li Xiang Yi. Ia tahu Lu Jianchi mengatakan yang sebenarnya, Lu Jianchi tidak mengarang omong kosong untuknya, namun justru karena itu ia memahami satu hal, betapa sulitnya gurunya "mengubur" Li Xiang Yi.
Sebenarnya meski Li Lian Hua saat itu telah sekarat karena racun, ia juga tidak ingin mati, namun apalah daya, identitasnya adalah Li Xiang Yi. Hidupnya sebagai Li Xiang Yi adalah masalah.
Meski ia ingin hidup tenang, selama "Li Xiang Yi" masih hidup, ia tak akan pernah bisa lepas dari masalah.
Masalah bagi dunia persilatan, masalah bagi Kekuasaan Kerajaan. Bahkan masalah bagi keluarganya "Keluarga Fang".
Jika Li Xiang Yi masih hidup, Jianghu tidak akan pernah damai, karena Li Xiang Yi adalah Dewa Pedang nomor 1, orang yang paling kuat dimata semua orang, dirinya adalah tujuan dari setiap kekuatan musuh, sedangkan tubuhnya sebenarnya telah rapuh.
Jika Li Xiang Yi masih hidup maka Raja tidak akan pernah tenang, bagaimanapun Li Xiang Yi adalah satu-satunya keturunan sebenarnya dari darah kerajaan, keturunan pangeran Fang Ji, sedangkan silsilah raja saat ini sudah di ketahui oleh raja itu sendiri. Tidak mengherankan Raja bahkan menekan Li Xiang Yi dengan dalih keluarga Fang, sebenarnya hanya untuk melihatnya mati.
Li Xiang Yi yang bodoh dan tak lagi menyayangi diri sendiri tentu saja dengan mudah menyerahkan satu-satunya bunga wangchuan untuk meredam kekuatan kekuasaan, demi agar banyak darah tidak tertumpah, ia rela menumpahkan darahnya sendiri. Entah itu kebodohan atau memang tidak ada lagi pilihan. Fang Duobing bisa menebaknya dengan mudah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mysterious Lotus Casebook 2 ( Fanfiction )
Fanfiction"Shifu... Sebenarnya kau ada di mana?" lirih Fang Duobing sembari menatap temaramnya rembulan malam. ● Adalah paruh kedua dari perjalanan Fang Duobing untuk menemukan kembali Shifu tercintanya. ● Perjalanan Di Feisheng dengan segala obsesinya, dan ●...