...
Suasana hari ini begitu cerah. Langit terlihat bersih berwarna kebiruan, sejauh mata memandang terlihat pemandangan kota yang ramai. Di sebuah bangunan tinggi di pusat kota berdiri tegak seorang lelaki berpostur tinggi mengenakan jubah berwarna merah tua. Sosok ini membelakangi orang lain yang saat ini terlihat sangat-sangat gugup.
"Tuan". Seorang pria yang sedari tadi gugup angkat bicara.
"Hmm.." . Sosok tinggi tersebut berbalik, melangkah dan duduk di singgasana mewah yang terlihat sangat elegan. Ia menuangkan secangkir air untuk dirinya sendiri lalu meneguknya pelan.
"Hamba sudah menyelidiki kejadian kemarin malam. Tian De dan Tian Yi sudah meninggal. Hamba masih sempat bertemu dengan Tian Yi sebelum ia mati, dia hanya sempat mengucapkan satu kata yang kurang bisa hamba pahami, ia menyebut kata "Bai ". Pria itu berbicara sambil gemetar.
"Bai.... apa maksudnya Bai?.. Lalu bagaimana kondisi orang itu? Seseorang yang disebut "Tuan" berbicara dengan nada yang sulit dipahami.
"Dia terkena racun siwang, sebelumnya mata-mata sudah melaporkan ada orang dari Balai Baichuan datang, saat mereka tahu yang datang kali ini adalah Fang Duobing maka mereka megunakan racun yang bukan lagi racun biasa. Mereka langsung mengeluarkan racun siwang berharap bisa membunuhnya sekali serang. Sayangnyaa...." ia masih menceritakan semuanya meski dengan ketakutan.
"Mereka terlalu menganggap remeh Murid Li Xiang Yi. Bagaimanapun juga tubuhnya memiliki energi Yangzhouman, tidak akan semudah itu melumpuhkannya. Bahkan meski mereka berdua bergabung menyerang, tanpa racun siwang, mereka belum tentu dapat mengalahkan Fang Duobing" raut wajah sosok yang duduk disingasana masih terlihat datar tanpa ekspresi.
"Tuan Muda... ada satu lagi, setelah menemukan Tian Yi yang sekarat, hamba bergegas ke lokasi. Sampai disana hamba menemukan ada seorang lain yang keluar dari penginapan hampir bersamaan dengan Fang Duobing keluar. Orang ini Bertopeng hitam, tubuhnya kekar, dia menggendong pedang besar yang ditutup kain dibelakang, dia memakai pakaian gelap, hitam bercorak merah. Bela diri orang ini tidak terlihat. Mereka berpisah di depan penginapan, hamba curiga orang ini yang menyelamatkan Fang Duobing" Kali ini pria yang setengah berlutut berbicara sangat serius.
Raut wajah orang yang duduk di singgasana sedikit berubah. Matanya mulai menajam "kau bilang orang ini memikul pedang besar?" Tanyanya.
"Iya Tuan, hamba merasa sedikit familier tapi hamba bodoh tidak mampu mengingat begitu banyak" ia terlihat menyesal.
"Satu-satunya orang yang selalu membawa pedang besar kemanapun pergi adalah Di Feisheng, Ketua Aliansi Jinyuan" ia membalas berbicara sambil mengernyit. Jarinya mengetuk meja.
"Kalau begitu... mungkinkah.. " wajah pengawal itu mendongak menatap sosok didepannya.
"Jika yang menyelamatkan Fang Duobing adalah Di Feisheng lalu apa maksud kalimat terakhir yang di ucapkan Tian Yi sebelum mati" bergumam sambil memegang cangkir keramik ditangannya, gurat wajahnya terlihat menyeramkan saat berpikir. Suaranya merendah hingga membuat sang pengawal kembali ketakutan. Sampai gedebuk berlutut.
"Hamba.. Hamba akan menyelidiki lebih lanjut " pengawal itu berkeringat dingin.
"Tidak perlu. Masalah ini bukan hal penting, racun siwang bukan racun biasa, meskipun Di Feisheng bisa menyelamatkannya seharusnya itu belum akan berhasil tuntas. Kecuali,... Kecuali itu oleh Li Xiang Yi dan kurasa ini tidak mungkin juga. Li Xiang Yi menghilang dari 7 tahun lalu. Kemungkinan besar dis sudah mati karena racun Bicha dari tabib Iblis, tidak mungkin bisa tiba tiba bangkit dalam sekejap"
"Besok adalah perjamuan penting. Jangan sampai ada kesalahan. Saat ini Ketua ke-6 dan Ketua-7 sudah meninggal. Ketua ke-4 juga masih terluka parah, mungkin besok belum bisa membantu, Katakan pada Ketua lainnya untuk lebih waspada. Jangan sampai besok ada kesalahan sedikitpun". Sosok berbaju merah itu melambaikan tangannya sebagai isyarat menyuruhnya pergi. Yang seketika langsung dipahami oleh yang lain sehingga ia memberi hormat lalu berjalan keluar.
"Bai...., Putih.... apa maksud kata kata ini, satu satunya orang yang berkaitan dengan kata ini adalah Xiang Lian, tapi apa kaitannya dengan Fang Duobing juga Di Feisheng ?." Masih mengetuk meja, pria berbaju ini terlihat berpiki begitu keras. Ia tidak menyadari seseorang melangkah kearahnya.
Ia baru sadar saat mengankat kepalanya, sontak ia langsung berlutut meyadari kelancangannya"Yang Mulia..." tak sadar suaranya gemetar, ia bahkan tak berani mengangkat kepalanya.
"Bangunlah, aku sudah mendengar semuanya, katakan pendapatmu tentang semua ini..." sosok yang dipanggil "Yang Mulia" ini memilih duduk didekat jendela, memandang manusia yang lalu lalang dengan sedikit kosong.
"Ini.. ini.." gagapnya tak bisa disembunyikan.
"Jiang Ling... Bukankah kamu paham apa yang harus kamu lakukan ?" Geramnya terdengar sangat menakutkan
"Tak perlu mengurusi hal tidak penting. Tapi juga tak perlu terburu-buru. Semuanya harus tertata dengan rapi. Aku sudah bersabar begitu lama, kali ini aku tak ingin tahu, siapapun yang menghalangi tujuanku, mereka tidak bisa dibiarkan hidup" Ucapnya sambil memandang keluar, tatapannya menembus ke arah Kota Kekaisaran.
Ditempat lain.
"Klank... klank.... klank..."
Suara pedang berbenturan menarik perhatian seorang pria yang sedang memancing ikan disungai kecil.
Dia menengok ke arah ember kayu yang diletakkan disebelah batu ia duduk, disana terlihat ada beberapa ikan berukuran kecil sedang berenang.Menghela nafas sedikit, Ia bangkit mengambil ikan yang baru saja tersangkut pada pancingnya, mencampurnya bersama ikan lain yang sudah diperolehnnya tadi lalu berdiri menenteng ember sambil sedikit menggerutu "hantu dari mana yang bermain pedang di tempat ini". Ia berjalan sambil bergumam penasaran..
.
.Bersambung....
Selamat membaca ;)Bonus pict dari pinterest
_______________________
*Yang baru mulai baca, tolong meluncur dulu pada part #Disclaimer di bab awal.
>_______<
Jika kalian menyukai cerita di bab ini, jangan lupa Vote ☆ nya.
Terimakasih☺️
KAMU SEDANG MEMBACA
Mysterious Lotus Casebook 2 ( Fanfiction )
Fiksi Penggemar"Shifu... Sebenarnya kau ada di mana?" lirih Fang Duobing sembari menatap temaramnya rembulan malam. ● Adalah paruh kedua dari perjalanan Fang Duobing untuk menemukan kembali Shifu tercintanya. ● Perjalanan Di Feisheng dengan segala obsesinya, dan ●...