Bagi Di Feisheng, hidup di dunia persilatan itu sangat keras. Tanpa pedang dan kekuatan semua hal menjadi tidak berguna.
Bukan kawan, atasan ataupun keluarga, baginya kekuatan adalah yang paling utama.
Di Feisheng berjalan diatas bumi dengan memalingkan muka. Ia penuh acuh tak acuh, dingin, kaku dan keras.
Darahnya mudah mendidih, namun secepat kilat bisa membeku kedinginan.
Melihat tertumpahnya darah baginya hal biasa, karena ia bisa bertahan hidup dengan melangkahi lautan darah manusia.
Obsesi terkuat dalam hidupnya adalah menjadi yang terkuat pertama di Jianghu atau Dunia Persilatan.
Selangkah demi selangkah, sedikit demi sedikit Di Feisheng berhasil menaiki puncak tangga kekuatan. Semakin tinggi ia mendaki semakin banyak hal membuatnya bosan.
Peringkat 10 ternyata begini saja,
Peringkat ke 9...
Peringkat ke 2...Lalu Ia pun bertekad menantang Juara Utama. Li Xiang Yi.
Satu-satunya yang dijuluki Dewa Pedang.
Satu-satunya yang memiliki emosi aneh yaitu sangat senang "menjadi pahlawan".Karena emosi unik ini Li Xiang Yi tentu saja bukan orang jahat. Li Xiang Yi akan membantu orang di mana-mana, memecahkan masalah di mana-mana. Namun karena sikap aneh ini jugalah Li Xiang Yi memiliki musuh yang tak terhitung banyaknya.
Banyak pendekar di kalahkannya, karena sikapnya yang sangat lurus meski sedikit sembrono.
Banyak pendekar membencinya karena merasa terlalu mencampuri urusan yang bukan bagiannya.
Banyak pendekar tak suka berjalan dengannya karena berjalan dengannya seolah berjalan dengan dewa jenius yang memahami segala hal. Ini tentu saja membayangi sekelilingnya.
Di Feisheng penasaran, namun ia telah berkali-kali menantang, Li Xiang Yi tidak pernah menanggapnya serius.
Bagi Li Xiang Yi, dirinya bukan musuh. Jadi untuk apa menghabiskan tenaga untuk saling melawan. Masih banyak hal yang harus diurus, ujarnya suatu ketika.Di Feisheng naik pitam, ambisinya semakin menggebu gebu. Namun ia tidak bisa berbuat apa selain semakin memperkuat kekuatan diri juga tenaga dalamnya.
Sampai suatu ketika, karena suatu hal, pecahlah perang antara keduanya. Di Feisheng sangat senang. Aneh bukan?
Ya, karena ambisi dan obsesinya untuk mengalahkan Li Xiang Yi telah tumbuh mendarah daging, ia tidak menyadari ada yang salah dengan semuanya. Di matanya, bertahun-tahun hanya ada Li Xiang Yi, bagaimana caranya mengalahkannya, bagaimana caranya lebih hebat darinya, bagaimana caranya.... bla.. bla.. bla....
Saat senjata mereka, Pedang dan Shaosi saling berdenting dengan niat membunuh, darah Di Feisheng mendidih penuh semangat.
Saat kedua senjata itu menggores tubuh sedikit demi sedikit membentuk garis darah, Di Feisheng sangat puas.
Bahkan saat menjelang akhir pertempuran dan Li Xiang Yi akhirnya terlihat sedikit aneh kemudian melemah, dan "pedangnya" akhirnya tertancap tepat di dadanya, Di Feisheng merasa sangat puas. Ia mengikrarkan kemenangan. Akhirnya menang. Sampai saat itu ia belum menyadari bahwa ada yang salah.
Namun itu tampaknya belum selesai, Shaosi dan Wenjing Li Xiang Yi dan Pedang miliknya harus bertempur sekali lagi, kali ini di temani bulan purnama, keduanya bertarung sampai mati. Hingga di telan dinginnya air laut yang bergelombang tinggi.
Di Feisheng baru menyadari kala ia tersadar dan ternyata ia merasa sangat sepi. Li Xiang Yi telah mati, namun mengapa ia tidak puas? Ia tidak tahu.
Di malam kelam, ia sering berandai-andai. Andai Li Xiang Yi masih hidup, mungkin ia bisa bertarung sekali lagi. Sayang sekali, semua orang berkata Li Xiang Yi telah mati. Di makamkan di laut timur. Sayang... sayang sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mysterious Lotus Casebook 2 ( Fanfiction )
Fanfiction"Shifu... Sebenarnya kau ada di mana?" lirih Fang Duobing sembari menatap temaramnya rembulan malam. ● Adalah paruh kedua dari perjalanan Fang Duobing untuk menemukan kembali Shifu tercintanya. ● Perjalanan Di Feisheng dengan segala obsesinya, dan ●...