Theodore's Empire

216 19 2
                                    

🎼⬆️:Indila: Love Story

Aku lupa kalau punya cerita yang lagi digarap plis😔✋🏼
Kemarin aku lagi maraton komik terus kelupaan, maaf yah😂
eps ini agak panjang jadi jangan di skip, biar nanti gak bingung sama para tokoh.

Happy reading.

Aku sudah berada di dimensi ini kurang lebih satu Minggu, dan semenjak itu juga aku mulai terbiasa dengan kehidupan Deluna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aku sudah berada di dimensi ini kurang lebih satu Minggu, dan semenjak itu juga aku mulai terbiasa dengan kehidupan Deluna.

Kini aku sedang berada dikandang kuda melihat kuda yang biasa aku pakai latihan itu memakan jerami kering. Aku duduk di tumpukan jerami samping kuda itu.

"Woi Yuni, menurutmu apakah aku bisa kembali ke dunia asalku?." Kuda yang aku beri nama Yuni itu hanya diam tidak merespon ucapanku, Yuni masih asik memakan jeraminya.

"Kalau aku tidak pergi ke istana itu maka hidupku akan aman-aman saja kan? Dan cerita itu akan berakhir damai benar kan?." Aku berdiri, menaruh tanganku di pinggang menantang menatap langit siang hari yang cerah.

"Aku tidak akan mengikuti alur buku itu, aku akan membuat alur ceritaku sendiri!" Aku menunjuk ke langit-langit seolah menantang tuhan atau author yang menulis cerita konyol ini.

Ngiikkk berrrr

Aku menatap Yuni tersenyum, dia seolah mendukungku. "Kau setuju denganku ya Yun? Aku senang kau mendukungku, sebagai balasannya aku bakal menyuruh pelayan untuk memandikanmu dengan pelayanan VVIP!"

"Mengajak kuda berbicara lagi?." Aku menoleh menatap seseorang yang berbicara itu, Niel.

"Memangnya kenapa? Di dunia ini tidak ada yang bisa di percaya, mangkanya aku berbicara pada hewan, dijamin tidak akan ember seperti kau!"

Niel tertawa mendengar ucapanku. "Iya aku tau, kau pasti marah karena aku mengadu kepada nyonya Reinha karena kau sering melewatkan latihanmu kan?." Dari banyaknya pelayan, hanya Niel yang bisa berbicara santai kepadaku, karena Niel yang sudah mengenal Deluna sejak mereka masih remaja.

Aku mencibir pelan. "Itu kau tau." Niel tertawa lagi, aku tertarik dengan tapal kuda yang dibawanya.

"Untuk apa semua alat itu?"

"Aku masih harus memeriksa semua kuda yang harus dipakai untuk mengantarkan Nona cerewet ini besok lusa," ucapnya yang penuh dengan sarkasme.

"O-oh, kalau begitu kau jangan memakai Yuna kasihan dia kalau harus berjalan jauh."

Niel memasang wajah bingung. "Yuna?"

"Ck kudaku bodoh!"

***

Aku duduk di sofa yang ada didalam kamarku, aku memijat telingaku yang berdengung, hampir satu jam aku mendengarkan celotehan dari Reinha--ibunya Deluna.

The Other Side of Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang