A character who shouldn't exist

139 11 1
                                    

🎼⬆️: Alexander Rybak: Fairytale

Sudah update

Ramein lagi pren.

Happy reading.

Dari belakang tiba-tiba ada yang menepuk pundakku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dari belakang tiba-tiba ada yang menepuk pundakku. "Kenapa kau ada disini?."

Aku tersentak kaget, hampir saja aku mengeluarkan kata-kata mutiaraku. "K-kau?, kenapa kau mengikutiku?." Aku mendelik ke arah Alaric.

"Aku tidak mengikutimu, aku kesini karena disini ada kamar ibuku, apakah salah jika aku mengunjungi ibuku yang sedang sakit?"

Ah, jadi itu kamar Helena. "Tidak, hanya saja."

"Harusnya aku yang curiga, kenapa kau bisa ada disini?"

"Ah...itu." Aku gelagapan sendiri, ayo Aluna pikirkan alasan yang masuk akal, gunakan otak kecilmu itu untuk berfikir.

"Itu aku tersesat, kau tau aku belum pernah memasuki istana yang luas ini dan aku lupa jalan kembali ke kamarku, serius!." Aku takut saat melihat expresi tidak percaya Alaric, alisnya terangkat sebelah.

Plis percaya plis percaya.

"Hmm, memang orang yang baru pertama kali memasuki istana kerap kali tersesat, kalau begitu biar aku antar kau ke istana Ruby."

"Baiklah, terimakasih"

Alaric berjalan terlebih dahulu setelah beberapa langkah baru aku mengikutinya, aku berjalan dibelakangnya supaya tidak menimbulkan kecurigaan. "Kau suka sekali tersesat ya."

"Hah, apa?" Aku tidak mendengar pertanyaannya karena aku hanya bengong, terlebih lagi jarak kami yang lumayan jauh.

"Mangkanya berjalan di sampingku, memangnya kau pelayanku sehingga harus berjalan dibelakangku?"

"Tapi..."

"Tidak usah khawatir, kau kan belum di lamar oleh salah satu saudaraku kan?, jadi tidak apa-apa, orang lain mengira kita sedang pendekatan," ucap Alaric sambil tersenyum.

Apanya yang pendekatan, tapi senyumannya itu manis bikin meleleh, kalau disuruh memilih aku lebih baik menikahi Alaric yang baik plus tampan daripada Rui yang mulutnya pedas seperti cabai, mana mukanya ditutupi topeng terus lagi.

Aku menyamakan langkahku dengan Alaric. "Tadi kau menanyakan apa?," tanyaku saat sudah sampai disampingnya.

"Apa kau hobi tersesat?"

Aku diam mencerna ucapannya, jika diingat-ingat memang benar aku sering sekali tersesat, seperti tempo hari aku ingin pergi ke kamar mandi yang letaknya hanya di belakang istana saja aku nyasar sampai tempat latihan para prajurit untung aku bertemu Niel waktu itu.

The Other Side of Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang