Our Home

106 13 4
                                    

🎼⬆️: Coldplay: Fix You.

udah siap buat part ini?😇

Kalau udah.

Happy reading.

Sudah tiga hari sejak aku menikah dengan Rui, dan dia sama sekali belum ada tanda-tanda ingin kembali ke istananya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah tiga hari sejak aku menikah dengan Rui, dan dia sama sekali belum ada tanda-tanda ingin kembali ke istananya. Malah sekarang aku terjebak di situasi yang memuakkan.

"Wah, roti ini sangat enak loh. Koki istana paling pintar jika membuat hidangan manisan baru." ucap Sofia. Dia terkejut dengan rasa roti isi selai melon yang aku rekomendasikan ke koki istana beberapa hari lalu.

Iya lah, orang aku yang kasih ide pastinya akan enak. Aku memutar bola mata malas. Sekarang ini aku sedang berkumpul dengan para putri di taman untuk minum teh, jika bukan karena disuruh aku juga tidak ingin berkumpul bersama mereka.

Katanya sih, supaya kami menjadi akrab dan tidak memiliki dendam karena sayembara kemarin.

"Tuan putri Sofia sangat suka makanan manis ya?." tanya Herra, yang duduk disamping kiriku.

"Iya, kak Sofia itu suka makanan manis sama sepertiku." jawab Erica.

Hei bocah yang diberi pertanyaan itu Sofia kenapa kau yang menjawabnya? Lagipula kenapa juga dia ikut kesini, bikin tambah menyebalkan saja.

"Kalian berdua terlihat akrab sekali ya?." Suara lembut dan halus itu keluar dari bibir pucat hijau milik Arette.

Mungkin aku baru pertama kali melihat seorang peri jadi aku sedikit aneh jika melihat Arette. Tubuhnya itu terlihat seperti terbuat dari tumbuhan, tapi disaat yang sama dia juga terlihat seperti manusia biasa. Kulitnya putih pucat dan sedikit kehijauan, dia terlihat mati namun hidup. Susah untuk menjelaskannya.

"Iya, sebab kak Sofia dulu sering berkunjung kesini." ucap Erica kurang jelas karena di mulutnya masih ada roti.

Bisa tidak dia makan dulu baru bicara? Mulutnya itu cemong coklat dimana-mana.

"Berarti kak Sofia akan terus berada disini dong? Yeey, kita bisa bermain terus!."

"Iya, Erica." jawab Sofia lembut. Aku heran dia kok bisa mengatasi bocah tantrum itu? Kalau aku sudah jengkel duluan. Aku paling benci bocah tantrum.

"Hei, dia akan bosan denganmu jika kau mengajaknya bermain terus." Kataku jujur dari lubuk hatiku yang terdalam.

"Lah kau kenapa sewot? Yang aku ajak bermain saja tidak masalah! Iyakan kak Sofi?." Erica menatap kearah Sofia sedangkan yang ditatap hanya mengangguk tersenyum. "Kak Sofia memang yang paling terbaik." ucapnya, Erica memeluk lengan Sofia dan dia menjulurkan lidahnya kearahku mengejek.

The Other Side of Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang