Must Have a Happy Ending

167 15 0
                                    


Sudah up prenn.

Ramein gak, kalau gak aku gak bakal update lagi 😾

Bersyanda doang kok, cukup pencet bintang dan komen sebanyak-banyaknya aja✨

Happy reading.

Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berjalan tak tentu arah, tempat yang asing, orang-orang yang asing, jika bisa aku akan langsung pergi dari tempat ini.

Selayaknya burung dalam sangkar, yang paling berkuasa seenaknya mengatur hidup seseorang, apa aku akan tunduk? Tidak, aku akan menemukan jalan untuk kembali.

Entah berapa lama aku berjalan hingga aku sampai di sebuah taman lagi, ada berapa banyak taman di kerajaan ini? Jika dilihat sejauh mata memandang hanya ada beberapa kursi dan rerumputan panjang yang membentuk sebuah tembok.

"Lagi-lagi tersesat."  Aku melihat sekelilingku hingga aku mendengar suara orang merintih kesakitan.

"Ngaku saja kau! Pasti kau yang memberitahunya tentang rencana itu kan?!."

Plak.

Aku terkejut saat mendengar suara tamparan dari suatu tempat. "Dari mana suara itu berasal?." Aku menelusuri tempat ini hingga terlihat dari balik semak-semak ada sekumpulan wanita sedang mengerumuni wanita yang tersipu lemah di tanah sembari memegangi pipinya yang kemerahan.

Aku menutup mulutku kaget, wanita itu Deisy* dan wanita yang menampar Deisy itu Patricia, aku nggak kaget lagi sih, aku ingin menolong Deisy, tapi aku merasa ragu-ragu, bagaimana kalau aku membuat masalah lagi? Bisa-bisa aku digoreng Niel dan Lily.

*Character yang mengobrol dengan Deluna di bab The'empress Candidate 

Tapi melihat perlakuan Patricia yang semakin menjadi-jadi membuatku tanpa ragu melangkah untuk menolong Deisy. "Kau masih tidak mau buka mulut hah?!" Tangan Patricia terangkat dan dengan sigap aku menahan tangannya agar tak lagi memukul Deisy.

"Ka-kau?" Patricia terlihat terkejut dengan kedatanganku, aku menepis tangannya kasar. Bangsawan-bangsawan yang berada dibelakang Patricia itu mulai saling berbisik-bisik tentangku.

"Bukannya dia Deluna yang itu?."

"Iya kurasa dia orangnya, tch  setelah menggoda para pangeran dia datang membantu wanita rendan itu seolah-olah dia adalah seorang kesatria."

"Bukannya mereka berdua sama-sama rendahan?."

"Ahahaha." Mereka saling menertawakan diriku.

Aku membantu Deisy berdiri, mendengar bisikan-bisikan dari bangsawan tadi membuat Patricia semakin besar kepala.

"Kenapa kau ikut campur urusanku hah?" ucap Patricia dengan nada tinggi yang nyaring di telingaku.

The Other Side of Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang