Why're you Here?

103 14 4
                                    

🎼⬆️: THIS LOVE
Plis kalian jgn ngakak gr² lagunya ya, soalnya ini part melow😭🙏🏻

Happy reading!.

Aku memandangi Rui yang sedang makan dengan lahap itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku memandangi Rui yang sedang makan dengan lahap itu. "Enak ya?."

"Iya, tapi lain kali kurangi cabe-nya."

"Sengaja, biar menyala lambungmu!."

Aku berdecak pelan dan ikut duduk didepan Rui dan mulai sarapan. Aku makan dengan nikmat sampai suara ketukan pintu membuyarkan kenikmatan sarapan pagiku ini.

"Buka pintunya sana!." Perintah Rui.

"Tanpa kau minta pun aku akan membukanya." Aku memutar bola mataku malas dan memilih untuk pergi ke pintu utama.

Setelah sampai di pintu utama aku membuka pintu itu, wajahku berubah datar ketika mengetahui siapa yang datang. "Kau lagi? Kali ini apa yang kau bawa?."

Tukang pengantar surat itu menyengir kearahku, iya dia itu tukang surat yang sama seperti waktu itu.

"Hehe, saya ingin mengantarkan surat atas nama Deluna."

"Surat, untukku?."

"Iyep!."
Pengantar surat itu menyerahkan dua amplop sekaligus kearahku, dengan baik aku menerimanya.

"Ini untukku semua?."

"Disitu tertulis untuk Deluna, ya berarti untuk anda semua nya."

"Oh, baiklah terimakasih."

"Hanya terimakasih saja?."
Aku memutar bola mataku malas ketika dia mulai mengadakan tangannya.

"Heh, kau cuma mengantarkan surat memangnya kau tidak digaji apa?."

"Kau tidak tau ya? Pekerjaan seperti kami ini tidak digaji disini."

"Oh ya?."

Pengantar surat itu mengangguk. "Kalau begitu biar ku tanya, tentang kucing yang aku berikan waktu itu, kau berikan kepada siapa, hmm?."

Pria itu terlihat gelagapan. "Itu..dalam perjalanan kucing itu melompat dari gendongan saya, eh tapi saya sudah berusaha mengejarnya kok! Yah tapi kucing itu cepat sekali berlari jadinya saya tidak bisa mengejarnya." ucapnya, menyengir.

Aku menggeleng kepalaku pelan. "Kalau begitu uangku yang waktu itu aku jadikan tip untuk kali ini."

"Ya tidak bisa begitu!."

"Bisa, sudah pergi sana!" Aku ingin menutup pintu ini namun tangannya mencegahku.

"Kau tidak kasihan kepada saya?."

"Tidak, pergi-pergi." Aku menutup pintu itu dengan keras.

"Heran kok ada orang sepertinya." Aku menggeleng pelan, ku putuskan untuk segera membaca surat itu.

The Other Side of Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang