SEBELUM BACA FOLLOW DULU, aku maksa😾🔪
cinta sepihak sih udah biasa, tapi pernah gak sih lo?.
Aluna seorang mahasiswi semester akhir yang akan segera lulus dan melanjutkan karirnya sebagai Seniman. Semua mimpi itu harus dirinya kubur dalam-dalam.
K...
Siapa yang udah kangen? Aku juga kangenn Tapi emang kemarin² sibuk banget.
Sekarang udah up nih!! Jadi rameinn😞
Happy reading!.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Wushh~wushh~"
Aku terus meniup-niup api itu berusaha mempertahankannya supaya tetap stabil, sesekali aku terbatuk-batuk karena abu itu yang berterbangan kemana-mana.
Aku melemparkan bambu yang cukup panjang untuk meniup api itu ke tanah. "Sampai kapan aku melakukan hal ini? Memangnya aku Cinderella?."
Ting!
"Eh iya juga, kisahku ini mirip-mirip kisahnya Cinderella. Iya aku dapat pangeran, tapi kok pangerannya yang kaya Rui." Aku memasukan ranting-ranting kayu itu kedalam api dengan kesal.
"Deluna, aku lapar."
Aku menatap Rui kesal, namun mataku dibuat melotot sebab Rui yang hanya memakai bawahan dan tidak memakai baju membuat tubuh bagian atasnya terekspos.
Aku dengan cepat mengalihkan perhatianku, jangan sampai aku terpikat lagi. "S, sebentar lagi matang kau pergilah bersih-bersih dahulu."
Aku tau dia baru selesai berlatih, tapi tidak biasanya dia bertelanjang dada seperti itu. Apa dia ingin membuatku semakin jatuh cinta kepadanya? Tau saja apa yang aku suka, eh.
"Tidak, aku mau makan dulu sekalian kotor." Rui berjalan Pelan menuju meja makan yang hanya muat untuk dua orang itu.
Aku berdecak pelan. "Bagaimana aku bisa menahan perasaanku, hati oh hati kenapa kau lemah sekali?." ucapku pelan, yang pastinya tidak didengar oleh orangnya.
Beberapa saat kemudian aku menyajikan makanan ini di meja makan, aku turut duduk di hadapan Rui.
Aku cepat-cepat mengalihkan perhatianku saat tidak sengaja mataku melirik perut penuh ototnya itu. Aish, kalau begini bagaimana aku bisa makan dengan nikmat?.
Rui mulai memakan makanannya, namun aku masih fokus dengan pikiranku sendiri. "Kenapa kau tidak makan?."
Barulah saat Rui menegurku aku mulai memakan makananku, tidak ingin membohongi diriku sesekali aku melirik-lirik kearahnya.
Setelah diamati ternyata tubuhnya lebih berisi daripada sebelumnya, dia lebih sedikit gemuk, tapi berotot, yah sepertinya masakanku cocok untuknya.
