Lihat aku

98 12 3
                                    

🎼⬆️: Lyn: My Destiny
Ost dari Drakor my love from the star

Kekurangan playlist galau_-, tapi ini juga bagus sih lagunya
Apalagi drakornya😮

Happy Reading.

Cinta sesuatu hal yang indah namun disaat yang sama bisa menjadi sesuatu yang menyakitkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cinta sesuatu hal yang indah namun disaat yang sama bisa menjadi sesuatu yang menyakitkan.

Malam itu lagi-lagi aku dihancurkan oleh kenyataan yang menyakitkan, sudah aku bilang bukan? Lebih baik kita tidak tahu daripada mengetahui sesuatu yang akan membuat sakit.

Air mata kesedihan tidak bisa berbohong, melihat Rui berpelukan dengan Sofia membuatku merasa sakit, cemburu, dan marah.

Apa aku boleh memiliki perasaan seperti ini?.

Aku berbalik badan meninggalkan keduanya. Aku berlari tidak menentu arah hingga aku sampai disebuah kursi panjang yang juga masih berada di taman ini.

Aku duduk dan menangis disana mengeluarkan semua perasaan yang selama ini aku pendam. Aku meraung, mengutuk takdir yang memuakan.

Bolehkah aku menyerah?.

Aku bukan Deluna, tapi kenapa aku harus menggantikannya untuk disakiti? Kenapa harus aku?.

Aku melihat kaki seseorang melangkah mendekatiku, kepalaku menunduk jadinya aku hanya melihat sepatunya saja.

Kaki itu berhenti tepat di depanku. "Kenapa kau masih berada disini, larut malam begini?."

Aku mendongak menatap seseorang yang mengajakku berbicara itu. Aku semakin menangis ketika mengetahui siapa yang datang itu, Wilhelm.

"Kenapa kau menangis?."
Aku mengabaikan pertanyaannya.

Wilhelm berjongkok menatap wajahku dari bawah sana. "Katakan Deluna, kenapa kau menangis? Apa Rui menyakitimu?."

Masih menangis tersedu-sedu aku mencoba menenangkan hatiku. "Wil, aku... mencintainya. Aku mencintai Rui." ucapku dengan sesenggukan.

Wilhelm menatapku dengan tatapan yang sulit diartikan, mulutnya bungkam tidak mengeluarkan sepatah kata-pun. "Aku pikir aku akan baik-baik saja jika mengabaikan perasaanku, tapi ternyata aku salah. Ini menyakitkan.." ucapku lirih.

"Sejak kapan, kau mencintai adiku?."

"Tidak tahu, itu muncul secara tiba-tiba."

"Sudah aku duga."

Aku menatap Wilhelm dengan tatapan kebingungan. Wilhelm kini duduk di sebelahku, tangannya terulur untuk menghapus air mataku. "Tidak apa-apa, Rui pasti juga mencintaimu."

The Other Side of Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang