Sang Antagonis

166 15 0
                                    


Ramein pren.

Apaan baca doang ga kasih bintang😾💅🏼

Happy reading.

Aku membuka mata ketika cahaya matahari menerobos masuk ke kamarku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku membuka mata ketika cahaya matahari menerobos masuk ke kamarku. "Selamat pagi Nona Deluna." Sapa Lily.

Aku duduk dan meregangkan otot-otot tubuhku, semalam aku tidur nyenyak sampai-sampai tidak mendengar suara jangkrik yang suka berbunyi dekat kamarku itu.

"Hoam~ Lily ini masih terlalu pagi, aku akan kembali tidur lagi." Aku sudah beranjak ingin tidur namun Lily malah menarik selimutku.

"Eits, Nona tidak boleh tidur lagi sekarang Nona bangun dan bersiap-siap."

Aku bangun lagi dengan perasaan kesal. "bersiap untuk apa?."

"PERHATIAN UNTUK PARA KANDIDAT HARAP MEMASUKI AULA PERTEMUAN PAGI INI SEGERA!."

Aku terkejut saat mendengar suara teriakan bariton dari luar kamarku. "Apa itu Lily?." Tanyaku bingung.

"Seluruh kandidat dimintai untuk mendatangi aula pertemuan Nona, yang mulia akan menentukan akan dilanjutkan atau tidak sayembara ini."

"Apa aku harus datang?."

"Tentu saja Nona juga harus datang, nah sekarang Nona bersiaplah."

"Tapi Lily aku masih mengantuk, lima menit lagi ya?" Aku mengatupkan kedua tanganku di depan dada dan memberikan puppy eyes supaya Lily luluh, tapi ternyata aku salah menilai.

Lily mulai menyeret tanganku agar aku beranjak dari kasur. "Tidak ada lima menit Nona! Saya sudah berjanji kepada Nyonya Reinha untuk menjadi ibu bagi Nona selama disini, jadi sekarang Nona harus mandi!."

"A-apa? Lily ku mohon biarkan aku tidur SEBENTAR LAGIII."

Aku benar-benar tidak diberi waktu untuk tidur kembali, kini aku berjalan di lorong dengan mata sayup-sayup, beberapa kali aku hampir menabrak patung berbentuk baju zirah yang menghiasi lorong ini.

"Apa kau mabuk?." Aku menoleh ke sumber suara, aku kira siapa ternyata dia Sofia. Aku heran kenapa kami terus bertemu padahal aku berniat untuk tidak berkomunikasi dengannya.

"Ahg, tidak hanya saja saya masih merasa ngantuk." Aku berpura-pura menguap agar dia percaya, sebenarnya aku tidak perlu melakukannya sih tapi tidak apa-apa lah aku akan membuat image yang bagus di depannya.

"Lebih baik kau mencuci wajahmu, kau akan terlambat jika terus berjalan seperti itu."

"Tidak, tidak perlu saya sekarang sudah tidak mengantuk lagi." Aku meringis, dilihat dari manapun visual Sofia ini benar-benar sempurna, kulit putih pucat yang bersih, bulu matanya yang lentik, dan bibir pink Cherry mengkilap.

The Other Side of Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang