'Hmm'
Aku menatap diriku di cermin. Saat aku mengenakan ating yang merupakan artafek sihir itu. Rambutku otomatis berubah menjadi warna hitam.
Tapi hanya rambutku saja. Warna bola mataku masih sama dan tentu saja wajahku juga masih sama.
Terdapat artafek terpisah untuk mewarnai bola mata dan merubah wajah dan harga untuk itu cukup mahal. Aku tidak memiliki cukup uang untuk membelinya.
Sedih sekali padahal di korea aku menghasilkan banyak uang. Kemana semua uangku terbang saat aku mati.
Tok tok
"Tuan muda waktunya sarapan."
Suara ben mengetuk pintu dan suaranya terdengar dari luar. Aku yang mendengar itu segera membuka pintu. Melepasakan anting yang kupakai dan menyapa Ben di pagi hari.
"Ben. Selamat pagi."
"Selamat pagi tuan muda. Anda sangat bersemangat hari ini" aku tersenyum cerah menyapa ben dan hal itu sontak membuat ben membalas senyumanku dengan cerah juga.
Tentu saja sekarang aku memiliki tubuh yang sehat. Aku bisa berlari dan bulak balik menaiki gunung.
....juga dengan ben yang merawatku dan memberikanku makanan sehat. Membuatku cukup senang karena memiliki satu pelayan yang baik hati.
Tapi menututku. Ben sudah bukan seperti pelayan lagi dia sudah lebih seperti keluarga.
"Apakah anda akan pergi keluar lagi hari ini?" Ben bertanya kepada aku yang sedang menikmati sarapanku di meja makan.
"Iya. Aku juga memiliki pekerjaan sekarang."
Ben terlihat sedih. Setelah mendengar jawaban dariku.
'Ops. Sepertinya aku salah berbicara tidak seharusnya aku menceritakan itu kepada ben.'
"....Tuan muda."
Ben memanggilku dengan lembut aku sontak menatap kepada Ben yang juga menatapku. Lalu ben melanjutkan bicaranya.
"Maafkan saya. Seharusnya anda beristirahat saja di rumah. Biarkan saya yang mencari pekerjaan. Anda tidak perlu bekerja keras."
Aku terdiam sejenak setelah mendengar apa yang dikatakan ben. Kemudian aku meletakan garpu yang sejak tadi kupegang dan meneguk segelas air putih yang ada di sampingku.
"Ben. Seharusnya aku yang mengatakan itu. Bagaimana bisa aku membiarkanmu bekerja keras sendirian. Bagaimanapun sekarang aku sudah besar. Aku sudah bisa menghidupi diriku sendiri."
Ben menatap terharu. Terlihat air mata sedikit turun membasahi pipinya. Dia kemudian langsung mengusapnya.
'Tuan muda. Saya senang anda sudah berubah. Jika tuan duke mengetahuinya beliau pasti-...."
'Omong kosong' bahkan jika dia mengetahuinya dia tidak akan peduli.
*****
Sekarang aku berjalan di sekitar kota lagi. Kali ini aku berjalan menuju kediaman seorang bangsawan yang waktu itu menawariku untuk bermain musik untuknya.
'Wah. Sangat besar.' Aku berdiri di depan rumah bangsawan wanita itu. Menatap kepada gerbang besarnya yang mewah.
Setelah melihatnya aku sedikit gugup.
Setelah memandangi beberapa saat aku melihat bangsawan wanita itu keluar. Dia berlari dengan sedikit antusias di wajahnya.
"Halo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Villain want to Popularity [BL] (Hiatus)
RandomBL- Novel original (Ongoing) Musik adalah segalanya bagiku,tapi aku mati di saat aku bisa memperdengarkan musikku kesluruh dunia. "Kamu tidak bisa breinkarnasi,jiwamu akan dimakan oleh iblis,bukankah kamu membuat perjanjian dengan iblis?" Itulah ya...