Chapter 9

4.1K 549 6
                                    

Anak itu mengatakan bahwa dia tidak tahu dimana rumahnya. Jadi aku terpaksa membawa anak itu ke rumahku.

"Kau bisa menaiki bukit?"

Anak itu mengangguk pelan. Anak itu terlihat sama sekali tidak lelah setelah manaiki bukit selama 30 menit.

Aku sangat yakin. Anak ini pasti berasal dari keluarga bangsawan.

Hari sudah malam aku ingin segera tidur ke kasurku tanpa pergi ke kamar mandi. Tapi melihat anak itu yang memiliki tubuh yang sedikit kotor dengan pakaian yang berantakan. Aku berpikir aku tidak bisa mengabaikannya.

"Ayo pergi ke kamar mandi."

"A-aku bisa mandi sendiri." Kata anak itu setelah aku mengajaknya mandi.

"Memangnya siapa yang mengatakan bahwa aku akan memandikanmu."

"Agh?!"

Anak itu terlihat sedikit malu saat aku mengatakannya. Kemudian aku memberikan anak itu handuk. Aku tidak memiliki pakaian anak kecil. Jadi dengan apa aku akan memakaikannya pakaian.

Aku mengambil kaos milikku yang sepertinya sudah kekecilan dan memakaikannya kepada anak itu.

"Bagus. Tidak buruk."

Meskipun sedikit longgar. Itu baik-baik saja,aku akan membelikan pakaian untuknya besok.

Anak itu menatap pakaian yang dia pakai itu dengan heran.

"Pakai saja apa yang ada. Aku tidak memiliki pakaian lainnya."

Anak itu mengangguk. Kemudian aku menyuruh anak itu untuk tidur di kamar Ben. Dan anak itu menuruti dan aku segera menyuruhnya untuk tidur sedangkan aku kembali ke kamarku.

Saat hari sudah semakin gelap. Suara burung hantu terdengar. Dari jendela yang tidak ditutupi gorden bulan purnama bersinar dengan terang. Menerangai kamar Noah yang sudah dimatikan lampu.

Suara ombak dari lautan malam terdengar berhembus. Noah terlentang di atas tempat tidurnya sembari matanya yang masih terbuka. Menatap langit-langit kayu yang ada di atas kepalanya.

Insomnia adalah penyakit yang membuat orang yang menderitanya kesulitan untuk tidur.

"Aku butuh obat-obatan."

Bahkan saat menjadi idola di koreapun dia sudah memiliki penyakit kesulitan tidur ini. Dan jika bukan karena bantuan obat tidur. Dia tidak akan pernah bisa tertidur lelap.

Noah bangkit dari tidurnya dan menghela nafasnya. Memandangi jendela kamarnya untuk menatap bulan purnama yang terang.

Noah turun dari atas tempat tidurnya. Mengambil biola yang dia simpan di bawah samping tempat tidurnya. Noah pergi keluar.

Dengan berhati-hati melewati kamar Ben yang ada anak kecil itu disana. Membuka pintu dengan perlahan.

Angin dingin melewati tubuhnya saat dia sudah keluar dari rumahnya. Meskipun dingin dan gelap. Pemandangan malam hari sangat indah dalam pandangannya.

"Ah. Kenapa aku tidak membawa buku catatanku."

Noah berpikir dia mungkin bisa menulis lirik lagu saat dia memandangi malam dengan pemandangan tebing laut yang ada di depannya ini.

Noah berjalan ke arah tebing lautan. Menatap laut yang terus menyapu ombaknya itu. Bintang-bintang di atas langit itu berkelap-kelip.

Noah terpesona.

Noah duduk sembari menyimpuhkan kakinya di ujung tebing. Mengangkat alat musiknya ke atas dan menggeser senar-senar itu dengan busur untuk memunculkan melodi yang dia inginkan.

Villain want to Popularity [BL] (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang