Chapter 6 : Audisi

4.7K 520 2
                                    

Artis teater. Di dunia ini juga ada yang seperti itu. Mereka dikagumi memainkan peran di atas panggung besar. Mereka dijuluki sebagai artis teater.

Aku tidak pernah memikirkan itu.
Cara cepat untuk menjadi terkenal.
Jika menjadi artis teater mereka akan memiliki kontrak dengan sebuah perusahaan yang mengurusnya.

Hmm...menurutku itu menarik. Berakting itu memang bukan hal yang mudah. Namun...mungkin aku bisa melakukannya.

Aku percaya diri,karena saat aku merasa gagal orang-orang disekitarku menyarankan aku untuk belajar berakting saja karena menjadi aktor dikatakan lebih menjanjikan dibandingkan menjadi seorang penyanyi.

Meskipun tidak sampai menerima tawaran bermain drama,aku belajar berakting hanya sampai 12 bulan.

"Tuan baek noah apakah anda bisa berakting?"

"Entahlah."

Pria bernama David menners itu membawaku ke rumahnya yang berada tidak jauh dari pasar. Sebuah bangunan tingkat 3. Namun bangunan itu ternyata bukan miliknnya dia hanya menyewa bangunan yang ada di lantai 3.

"Silahkan masuk."

Manners mempersilahkan aku untuk masuk ke dalam rumahnya setelah dia membuka pintu dan aku cukup tercengang melihat keadaan rumahnya yang sempit dan berantakan.

Sekarang aku mulai ragu apakah harus mengikuti orang ini atau tidak.

"Silahkan duduk di sini. Maaf jika tempat nya kotor."

"......."

Manners menyapu-nyapu sebuah sofa yang ada di depannya dan mempersilahkan aku untuk duduk di sana. Kemudian aku duduk.

Manners itu berjalan menuju ke arah meja kerjanya,membuka rak dan mengambil sebuah koran yang ada di sana. Kemudian dia berjalan lagi menghampiri aku yang sedang duduk. Lalu dia duduk di hadapanku dan meletakan koran itu di atas meja.

Aku melirik koran itu. Dan dia membalikan halamannya.

"Akan ada audisi untuk pertunjukan drama yang akan diadakan untuk acara akhir tahun. Jika anda mengikuti audisinya sekarang. Anda mungkin masih memiliki beberapa kesempatan untuk mendapatkan peran."

"......."

Di dalam koran itu terdapat sebuah promosi. Audisi terbuka untuk mencari mereka yang bersedia untuk bermain teater.

Aku melihatnya dengan seksama acara akhir tahun akan diadakan dua minggu lagi.

"Manarik."

Hanya satu kata itu yang aku katakan. Dan kemudian aku menyetujuinya. Manners itu mengatakan bahwa dia akan mengantarku untuk pergi ke acara audisi itu. Entah apa yang akan dia lakukan karena dari yang aku dengar audisi itu sangat tertutup dan hanya mereka yang mengenal orang dalam saja yang bisa mendapatkan tiket untuk masuk ke dalam audisi itu.

Setelahnya aku menunggu selama 3 hari.

"Uhuk. Uhuk."

Aku kembali ke rumah dengan membawa beberapa kantong belajaan dia tanganku. Sebelum aku membuka pintu aku seperti mendengar suara sesorang yang terbatuk-batuk.

"Selamat datang tuan muda."

Aku masuk ke dalam rumah dan Ben yang sedang duduk di bangkunya bangkit untuk menyambutku. Aku melihat sekeliling Ben seperti menyembunyikan sesuatu di tangannya.

"Ben apakah kau baik-baik saja? Tidakkah kau harus pergi ke dokter lagi?"

Aku bertanya kepada Ben karena aku tahu kondisinya masih belum terlalu baik. Meskipun aku sudah memaksanya untuk berhenti dari pekerjaannya tapi dia tetap bersikeras untuk melakukan pekerjaan rumah.

Villain want to Popularity [BL] (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang