Chapter 8

3.6K 460 5
                                    

Belum terlambat.

Hari sudah semakin malam. Aku berlari sejauh mungkin setelah aku berhasil melarikan diri dari para ksatria itu.

"Hosh..."

Aku terengah-engah dan mencoba mengatur nafasku.

"Sialan. Apa yang baru saja terjadi kepadaku?"

Aku benar-benar sangat ngeri memikirkan apa yang telah terjadi. Pakaianku sangat berantakan. Aku tidak bisa pergi ke teater dengan penampilan seperti ini. Hanya tersisa 3 jam sampai acara itu dimulai. Aku tidak bisa menyia-nyiakan kesempatan yang telah kudapatkan. Aku sudah berlatih selama beberapa minggu. Aku tidak bisa mengecewakan mereka yang sudah berlatih bersamaku.

"Ini semua karena pria bajingan itu."

Dari awal dia memang terlihat serius. Dan aku tidak percaya dia mengkhianatiku. Setidaknya jika ingin pergi ke neraka pergi saja sendiri jangan mengajak orang lain.

Aku benar-benar masih kesal.

Kemudian aku pergi ke restoran Boss Eddi.

"Ada apa dengan penampilanmu itu? Kenapa kau sangat berantakan?"

Boss Eddi bertanya. Terheran-heran melihat aku yang memiliki tampang seperti pengemis.

"Bukankah kau memiliki pertunjukan hari ini?"

Boss Eddi masih bertanya,kemudian aku menceritakan kepadanya. Tentang semua yang terjadi kepadaku,tentang apa yang aku alami siang ini.

"....Jadi begitu."

Boss Eddi kemudian menceritakan tentang bangsawan itu yang sudah terkenal di kalangan masyarakat. Pemilik kasino besar yang terletak di tenggah kota. Dia banyak melakukan perbuatan kotor. Siapa saja yang tidak bisa melunasi hutang kepadannya.

Dia menggunakan orang-orang terdekat dari si peminjam itu untuk mengancamnya. Atau menculik dan menjadikan peminjam itu budak atau menjualnya.

Aku tiba-tiba menjadi merinding. Hal-hal yang menyeramkan itu banyak terjadi di dunia ini.

Sungguh mengerikan.

Untuk sesaat aku lupa tujuanku pergi ke restoran. Aku pergi untuk meminjam pakaian karena aku harus segera pergi ke pertunjukan teater.

"Terima kasih Boss."

"Ya. Lakukanlah dengan baik. Aku akan menonton pertunjukanmu nanti."

Aku pergi setelahnya bergegas pergi ke gedung teater yang ada di pusat kota.

"Astaga tuan Baek. Anda hampir terlambat."

"Maafkan saya."

Wanita yang berbicara denganku bernama Annie. Wanita berambut pirang ikal yang akan menjadi pemeran utama wanita dalam pertunjukan yang akan dimulai.

"Ha. Sepertinya dia menganggap hal ini lelucon. Bagaimana bisa datang terlambat di hari mulainya pertunjukan."

Seorang pria berambut cokelat menyela pembicaraan kami. Dia adalah Bred yang akan berperan sebagai pemeran utama pria. Dari sejak awal pertemuan dia memang sudah tidak menyukaiku. Jadi aku tidak heran jika dia bereaksi seperti itu.

Setelahnya aku berganti pakaianku dan berias dengan dibantu oleh beberapa orang.

"Anda terlihat berkeringat. Apakah anda berlari saat pergi ke sini?"

Wanita yang sedang mendandaniku bertanya. Saat dia sedang merias wajahku.

"Saya sedikit terburu-buru karena saya berpikir saya akan terlambat."

Villain want to Popularity [BL] (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang