10.perang bantal

104 34 12
                                    


Jika ada typo koment ya

           Happy reading



Jam istrirahat baru saja berbunyi. Seluruh penghuni kelas keluar berbondong bondong menuju kantin, ada juga sebagian di dalam kelas, perpustakaan, bahkan ruang guru untuk mengantarkan tugas.

Kini semua mata tertuju ke arah lapangan, tepatnya ke pada sepuluh siswa yang masih berdiri sambil hormat bendera. Semua orang yang berlalu lalang mulai berbisik bisik bahkan ada yang terang terangan menyindir mereka.

"Kejadian langka."

"Wah siswa genius lagi di hukum guys."

"Tampang mereka acak acakkan lagi."

"Ada perang nih makanya di hukum."

"Ini baru adil setidak nya sekolah tidak meng-anak tirikan kita."

"Kapan lagi coba siswa ginius mendapat hukuman."

"Kalian lihat Bumi, dada bidangnya so hot."

Pekikan sekumpulan gadis di lantai dua memebuat Pelangi semakin muak. Gadis angkuh itu mendongakkan kepalanya menatap tajam sekumpulan gadis di lantai dua. Apa apaan mereka berbicara seperti itu?.

Tak menghiraukan tatapan tajam Pelangi, para gadis tersebut semakin menjadi jadi berbicara tentang mereka semua.

"Angkasa makin ganteng ya meski tampil acak acakkan gitu."

"Si kembar juga mana manis lagi senyumnya."

"Lihat Sabiru ganteng banget, sayang tuh cowok bisu."

Kini giliran Binar yang menatap mereka semua dengan tatapan tajamnya.

"HEY TU MULUT BISA DI JAGA NGGAK!!!."

Hardik Binar. Bahkan tangan yang tadinya hormat telah turun. Semua mata siswa genius melirik ke arah Binar secara bersamaan. Ini Binar loh gadis yang selalu menjaga tata bicaranya sesopan mungkin.

"Apa ?." tanya Binar canggung di lirk sedimikian.

Pelangi menatap ke sekeliling. Mata gadis itu semakin menajam saat melihat beberapa dari mereka terang terangan merekam membuatnya berdecak kesal.

"Bukan nya hukuman kita udah selesai?." tanya Pelangi. Mereka mengangguk mengiyakan perkataan gadis angkuh itu.

Pandangan Pelangi kini beralih menatap Sir Langit di tepi lapangan. Gadis itu mengangkat pergelangan tangan kirinya sambil mununjuk jam. Senyum manis terpatri di kedua sudut bibir sang gadis.

"Waktu hukuman selesai." lantang Pelangi.

"Ngi lo nggak kasih tau gue tentang rencana lo tadi?." bisik Bumi. Setalah nya pandangan Bumi berarih menatap sekitar.

"Gue nggak ada rencana saat itu." balas Pelangi ikut berbisik. Bumi menoleh hingga kini pandangan keduanya bertemu. Pelangi berdehem sebentar mengalihakan perhatian.

"Bubar." titah Angkasa. Kedua tangan pemuda itu terkepal kuat saat melihat kedekatan Pelangi dengan Bumi. Langkah lebar pemuda itu mengarah ke kantin. Di belakang nya ada si kembar non-identik, Bintang, dan Cakrawala yang hanya diam tanpa suara sedari tadi.

"Ayo pergi mereka semua kayaknya videoin kita semua." ajak Kejora. Tangan gadis itu menggandeng tangan Pelangi dan Binar. Bersiap untuk pergi dari sana. Seakan kejadian di ruang kesehatan bukan apa apa untuk Kejora.

"Kenapa ngi?." tanya Bjnar. Gadis itu mengernyitkan dahinya menatap Pelangi tak bergerak dari posisi nya sedikit pun. Begitu juga  Kejora memandang sang sahabat.
Tatapan tajam Pelangi di layangkan ke segala arah.

Pyramid high school : genius class ( telah terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang