23.misi pertama.

78 22 11
                                    


                       Happy reading



Malam ini delapan siswa jenius berkumpul menyusun strategi untuk mencari bukti tambahan mengenai dokter Clara.

"Jadi apa kalian ada usulan?." Pelangi membuka pembicaraan. Gadis itu berdiri menetap teman temannya satu persatu.

"Bukannya bumi Hacker dia pasti bisa retas laptop atau data tentang dokter Clara." ujar Awan di posisi duduknya.

Bumi menoleh sekilas dan kembali lagi Berkutat dengan laptopnya. "Gue butuh data dari laptop maupun maupun hp dokter clara." tangan pemuda itu masih Lincah menari di atas keabord. Berusaha meretas laptop Sang dokter sekolah.

"Kalian semua lihat keamanan laptop itu terlalu kuat untuk di jebol." ungkap Bumi sambil menunjuk ke arah layar komputer.

Cakrawala yang sedari tadi hanya diam angkat suara. "Ada satu cara buat sabotase laptop dokter Clara. Itupun kalo kalian semua setuju dengan rencana gue." tutur Cakrawala.

"Apapun itu asal nggak bahayain nyawa kita semua gue setuju setuju aja." kata Guntur.

"Gue juga setuju." tambah Awan. Mereka semua yang ada di sana mengangguk meng iyakan.

"Pertama kita harus ngalihin perhatian doktet Clara. Kedua jangan sampai Sabiru dan Bintang curiga sama kita semua yang nggak ada di asrama, karena cuma mereka berdua yang nggak tau rencana kita—."pemuda melanjutkan  menjelaskan secara detail kepada semuanya apa isi dari rencananya.sesekali mereka yang ada di sana mengangguk mengerti tentang penjelasan pemuda itu

"Gimana ide gue berlian kan?." tanya cakrawala dengan tentang songong nya.

Pelangi mengangguk mengerti. "Hm boleh juga." Sahut pelangi. "Ada untung nya kepsek gila itu siksa lo, otak lo jadi berguna di sini." lanjut gadis itu sambil menunjuk kepala sendiri. Cakrawala hanya mendengus pelan menanggapi ucapan Pelangi.

"Jadi Binar tugas lo jelas ajak Sabiru keluar dan lo Kejora, ajak pergi dokter Clara ke mana pun yang penting keluar dari asrama biar lama." ingat Awan kembali akan misi mereka masing masing.

"Ajak kemana malam malam begini?." tanya Binar bingung.

"Ajak lihat bintang aja di rooftop, setau gue Sabiru suka sama taburan bintang di langit apalagi bulan." Saran Pelangi, tersenyum tipis menatap Binar.

"Boleh juga aku coba." bala Binar.

"Sekarang yang ajak Bintang keluar siapa?." tanya Kejora sambil menatap lima pemuda yang ada di sana secara bergilir.

"Bumi jelas nggak akan bisa." jawab Pelangi cepat, saat tatapan mata kejora berhenti tepat di Bumi. Bumi menoleh kebelakang menatap semau teman temannya.

"Gue bisa." ujar Bumi kembali fokus lagi pada laptopnya.

"Gimana caranya?, lo nya aja kaku, nyebelin,
plus mulut cabe, yang ada Bintang takut sama lo.." cerca Pelangi tajam. Mereka yang mendengarnya berusaha menahan tawa.

"Udah Angkasa aja yang ajak Bintang keluar, pasti tu anak senang. Dia kayaknya suka sama lo deh sekalian pdkt an." suruh Awan. pemuda itu pening sendiri melihat Angkasa yang tak pernah lepas dari buku paket kimianya, bahkan di situasi genting seperti ini saja masih sempat sempat nya belajar.

"Kok gue lo aja sana." tolak Angkasa mentah mentah.

"Enggak ada penolakan, sekali kali keluar biar lu bisa cuci mata sama jernihkan pikiran. Tuh mata nggak sepet apa liat rumus kimia tiap hari?." omel Guntur seperti kebanyakan emak emak Indonesia saja.

"Setelah misi malam ini selesai Kalian semua langsung balik ke asrama .... Besok kita kumpul lagi buat atur strategi baru." Titah Bumi tanpa menoleh sedikitpun.

Pyramid high school : genius class ( telah terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang