26.Usulan petisi

108 32 34
                                    


Happy reading

Angkasa dan Cakrawala membaringkan paksa tubuh Samudra ke atas bankar ruang kesehatan. Di bantu Awan dan Guntur untuk mengikat kedua tangan serta kedua kaki pada sisi besi brankar tersebut. Untungnya tadi, Sir Langit datang membantu mereka, sehingga Samudra tidak jadi di bawa RSJ.

"LEPASIN GUE!, ORANG ITU PASTI DATANG UNTUK MEMBUNUH GUE!."

"DIA MAU BALAS DENDAM!."

Sir Langit mengeluarkan sebuah jarum sunti dari dalam saku celananya lengkap dengan botol kecil.

"Sir mau ngapain?." Tanya pelangi.

"Apa kamu akan diam saja melihat Samudara seperti sekarang?." jarum suntik itu di arahkan pada botol kecil, menyedot cairan uang ada di dalam nya.

Pelangi menatap ke arah brankar. melihat Samudra yang berusaha melepaskan diri.

"Pelangi, orang itu bilang semua terjadi karena lo, karena gue nggak pernah tolongin lo saat di bully. Gue salah maafin gue. GUE NGGAK MAU MATI!." pemuda itu semakin memberontak di atas brankar memandang kosong ke arah Pelangi. Raut keputus asaan serta ketakutan tergambar jelas dari sorot mata Samudra.

"Tapi kami juga nggak tau obat apa yang Sir suntikan kepada Samudra." timpal Kejora, semua mata saat kni memandang Sir Langit.

Guru muda itu menghembuskan napas gusar berusaha memaklumi mereka."Apa kalian pernah mendengar tentang vaksin Airdz?." tanya Sir Langit. "Vaksin untuk mengembalikan kewarasan orang gila. Sejauh ini belum ada efek samping yang membahayakan."Tangan Sir Langit mulai mengarahkan jarum tersebut ke arah pergelangan tangan Samudra.

"Siapa sir sebenarnya?." tanya Pelangi lagi. Mereka semua kembali memandang ke arah Sir Langit.

"Saya salah satu siswa yang hilang empat tahun lalu. Dan ikut serta dalam melakukan penelitian vaksin tersebut." jawab Sir Langit dengan senyum redupnya.

"Sebaiknya kalian semua kembali ke kelas sebelum sir Herman masuk dan tidak menemukan satupun siswa di dalam kelas." ujar Sir Langit. Guru muda itu mendorong pelan tubuh siswanya menggiring mereka semua untuk keluar dari ruang kesehatan.

Mereka semua pergi tanpa protes sedikit pun.

                         ••••••

"Sekolah ini benar benar gila!." seru Kejora dengan kesalnya.

Ke delapan siswa itu berjalan lesu menuju kelas. Mereka semua sibuk dengan pikiran masing masing.

"Sekarang apa yang harus kita lakukan? , semuanya buntu bahkan nggak ada yang sesuai rencana." Ungkap Guntur merasa prustasi dengan ke adaan sekarang.

"Kita bahas itu nanti , sekarang tugas kita semua belajar." Balas pelangi berjalan duluan menuju kelas.

"Gue rasa Pelangi benar ,kita pikirkan masalah itu belakangan." Tambah Angkasa.semuanya kembali berjalan menuju kelas.

Sabiru dan Bumi mengalihkan pandangan ke arah pintu. Melihat siswa genius lainnya masuk dengan lesu menuju tempat duduk masing masing.

Mengangkat bahu acuh, Bumi melanjutkan pekerjaan nya mengisi semua soal yang di titipkan Sir Herman.

Angkasa kembali berdiri dari kursinya menuju meja guru, mengambil soal yang tersisa dan membagikan satu persatu kepada teman yang lainnya. Mereka semua mulai sibuk mengerjakan soal soal tersebut.

Dari luar kelas, Sir Herman mengintip ke sepuluh siswanya yang tengah mengerjakan soal. Tangannya dengan perlahan membuka knop pintu.

"Selamat siang semuanya, lanjutkan kembali pekerjaan kalian jangan hiraukan Sir." Sir Herman tersenyum sambil melangkah menuju mejanya.

Pyramid high school : genius class ( telah terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang