Happy reading
Mentari berjalan membuka sebuah pintu menggunakan sidik jarinya. Pintu terbuka langkah kakinya bergema antara suara ketukan sepatu dengan lantai. Langkah terhenti di sebuah sel kecil yang hanya muat untuk di isi satu orang saja dengan di lengkapi satu bilik toilet."Bintang kamu mau mencoba obat ini lagi?." Mentari memberikan dua butir obat ke telapak tangan Bintang serta satu botol air mineral." Mungkin ini terlihat kejam bukan? ... dari semua orang yang ada di sel ini kamu orang aku pilih untuk uji obat ini." tak satu pun respon yang keluar dari mulut gadis itu. Dirinya sibuk dengan botol minuman di tangannya.
"Aku harap obat itu bekerja dengan baik di tubuh kamu sehingga kita semua bisa keluar dengan keadaan lebih baik lagi." ungkap Mentari tulus. Gadis itu menatap sang sahabat prihatin. Tubuh itu semakin hari terlihat semakin kurus.
Bintang mendongak, gadis yang terlihat kurus itu menatap Mentari penuh harap. "Kapan aku bisa keluar dari sini?, bagaimana dengan dunia luaran sana?, apa ada pantai gedung gedung tinggi bahkan suara bising kendaraan yang saling bersahutan?." tanya Bintang, bahkan kini gadis itu mulai membayangkan seindah apa dunia yang tak dirinya rasakan selama tiga tahun ini.
Mentari membuang muka mengahapus kasar air mata yang sempat jatuh dari pelupuk matanya."Sebentar lagi kamu tunggu sedikit lagi kita akan keluar dari ruang pengap ini." janji Mentari menggenggam tangan Bintang yang berpegangan pada besi sel tetsebut.
"Bagaimana dengan rinai? , apa dia baik baik saja?."
"Dia sangat baik bahkan mendapatkan teman teman yang baik juga." balas Mentari.
"Tari." Langit menepuk pelan pundak mentari. Pemuda itu tersenyum ke arah Bintang.
"Gimana kabar lo? , sejauh ini baik baik aja kan?." tanya Langit. Pemuda itu memasukkan tangannya ke sela sel mengelus lembut rambut gadis malang tersebut.
"Baik." jawab Bintang. " Mentari bilang sedikit lagi Aku akan keluar dari sini. Aku akan melihat seindah apa dunia luaran sana." Bintang tersenyum cerah berbicara hal itu ke pada Langit.
Langit tersenyum lembut. Kini pandangan pemuda itu beralih kepada Menyari.
"Bagaiman mana dengan siswa genius?, apa ada sesuatu yang istimewa dari mereka?." tanya Mentari.
"Mereka memiliki ke istimewaan yang berbeda beda, gue harap mereka adalah jalan untuk kita bisa keluar dari tempat ini." terang Langit kembali melirik Bintang sekilas." "Apa udah ada perkembangan dari vaksin Airdz ini?." kini pemuda itu mulai berjalan beriringan dengan Mentari keluar dari ruang itu meninggalkan Bintang.
Mentari melirik Langit sekilas sebelum kembali fokus pada jalannya kembali. "Sejauh ini belum ada efek samping yang berakibat fatal selain mengantuk dan kelelahan, dia juga mulai merespons jika di ajak berbicara bahkan perkembangan nya jauh lebih pesat dari sebelumnya." jelas Mentari.
Langit memangguk kepalanya tanda mengerti. Pemuda itu kembali lagi bertanya."Lalu bagaiman dengan perkembangan obat jenis Alzerd yang sedang kita uji?. Bahkan obat itu udah mencapai angka 88% dari kesempurnaan nya."
Mentari berjalan ke arah mejanya mengambil beberapa Kertas hasil uji coba kelayakan vaksin Airdz, kemudian memasukkan kertas tersebut ke dalam map berwarna coklat lalu memasukkan map tersebut kedalam lacinya. "Itu resiko yang gue pilih. Mungkin awalnya gue harus jadi anjing penurut yang setia kepada tuannya tapi sekarang, gue harus maju selangkah demi bisa menggigit leher tuan gue sendiri-." ada jeda sebentar. Gadis dengan jas putih itu berbalik menghadap ke arah Langit.
"Uji coba vaksin Airdz udah mencapai 100% dan sejauh ini obat itu yang paling efisien untuk gangguan kejiwaan. Jangan sampai tua Bangka itu tau jika kita telah menemuka vaksin Airdz tersebut." tangan gadis itu kembali bergerak lagi memasukkan beberapa kertas hasil uji coba obat lainnya ke dalam map berwarna coklat.
![](https://img.wattpad.com/cover/325733540-288-k48986.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pyramid high school : genius class ( telah terbit)
Teen FictionTerdapat tiga tingkatan di pyramid high school Tingkat pertama duduki oleh sepuluh siswa dengan kemampuan di atas rata rata.ke sepuluh siswa tersebut menempati genius class.kelas yang hanya di khususkan untuk siswa pintar saja. Di tingkat kedua ada...