Happy readingSabiru berjalan di sepanjang lorong asrama, tujuan pemuda itu kini adalah Aula tempat biasanya di adakan kuis malam.
Langkah kaki Sabiru terkesan santai malam ini. Apalagi langit malam cerah bertabur bintang menyambut setiap langkah demi langkah kakinya. Sabiru membuka knop pintu dan memasuki Aula.
"Akhirnya kamu datang Sabiru." sambutan tak terduga itu membuat Sabiru melangkah secara spontan ke belakang.
"Jangan takut." ujar pria terkekeh pelan balik topeng. "Kamu ke sini demi Pelangi bukan?."
Sabiru hanya bergeming di tempat menatap tajam mata pria tersebut.
"Saya suka atas keberanian kamu Sabiru. Tapi, kamu terlalu lancang untuk bermain sejauh ini." Pria bertopeng small itu melangkah pelan menghampiri Sabiru.
"Kamu tau, detektif bodoh itu tidak akan pernah bisa menangkap saya. Bukan karena perlindungan kepala sekolah, atau pihak yang berkuasa lainnya. Tapi, saya memakai identitas orang lain-."
"Saya memberitahukan rahasia saya kepada kamu Sabiru. Jadi, kamu harus tutup mulut Sabiru." tangan itu menepuk agak keras pipi Sabiru beberapa kali sebelum beberapa pukulan serta tendangan di layangkan pada tubuh itu.
Sabiru meringkuk seperti cabang bayi berusaha melindungi bagian kepalanya.Tendangan pada perut serta dada tak terelakkan bahkan Sabiru sendiri mengerang putus asa tanpa suara menahan sakit di sekujur tubuhnya.
Memberhentikan aksinya sebentar,Pria bertopeng mengeluarkan pisau lipat dari saku jaketnya.
"Apa ada kata kata terakhir Kamu." Sabiru menatap ujung pisau yang mengkilat karena pantulan cahaya.Pemuda itu hanya pasrah menunggu ajalnya.
Drrrttt
DrrrtttBunyi hanphone Sabiru mengalihkan perhatian kedua nya. Dengan cepat pria bertopeng mengambil hp Sabiru dari kantong celana pemuda itu, dan menjawab video cal dari Binar. Setelahnya hp tetsebut di lempar pelan ke arah lantai.
Bug.
Bug.
Bug.
Suara pukulan serta tendangan kembali di rasakan Sabiru.
"Sabiru kamu ada dimana?." tanya Binar mulai khawatir.
"Sabiru kamu lagi ngapain? , ini kenapa kameranya kamu arahin ke loteng sih."
"Kok bunyi orang lagi di pukulin ya." Suara Awan bertanya.
"Coba gue mau lihat."
"Itu bukannya di aula ya?."
••••••••
Tiga remaja perempuan tengah asik berkumpul di dalam asrama cowok. Mereka sengaja berkumpul di sana karena bosan, apalagi Pelangi yang masih sibuk dengan Bumi di markas.
"Sabiru kok nggak kelihatan ya?." tanya Binar yang baru sadar jika tak ada Sabiru di antara mereka.
"Paling cari angin, kebiasaan dia kalau lagi banyak pikiran pasti mau cari udara segar." jawab Angkasa yang masih setia pada buku paket serta buku tulisnya.
"Cakrawala juga, pergi kemana dia?." tanya Bintang tak melihat Cakrawala sedari masuk tadi.
"Tu anak juga suka ngilang akhir akhir ini ." balas Awan.
"Kasa kamu nggak bosan apa belajar terus?." tanya Kejora. Gadis itu turun dari kasur Awan melangkah menghampiri meja belajar Angkasa.
Tubuh Kejora sedikit mencondong ke depan menatap buku tulis Angkasa. Angkasa menahan napas saat Tubuh Kejora begitu dekat dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pyramid high school : genius class ( telah terbit)
Teen FictionTerdapat tiga tingkatan di pyramid high school Tingkat pertama duduki oleh sepuluh siswa dengan kemampuan di atas rata rata.ke sepuluh siswa tersebut menempati genius class.kelas yang hanya di khususkan untuk siswa pintar saja. Di tingkat kedua ada...