Happy readingPelangi bangun dari tidurnya. Tangan gadis itu terulur untuk mengambil handuk yang menempel di atas Kening.
"Pelangi kamu udah bangun?, alhamdulillah." syukur Binar duduk di sisi kasur. Punggung tangan gadis berhijab itu menempel di atas dahi pelangi. "Panas kamu udah turun."
ujar Binar memberitahu."Bagaimana sama keadaan aksa?, apa dia baik baik saja?." tanya pelangi berusaha untuk bangun dari posisi tidurnya,
Binar membantu pelangi untuk bersandar di kepala kasur. "Aksa nggak selamat." jujur Binar. "polisi juga udah datang untuk selidiki kasus Aksa, akan sulit untuk menemukan bukti jika Aksa korban pembunuhan, bukan bunuh diri. Apalagi kita nggak langsung melapor kejadian itu semalam, ditambah kendalanya hujan." jelas Binar
Pelangi memijit sedikit pelipisnya yang terasa Pening."Yang lainnya pada ke mana?."tanya pelangi.
Binar menghela napas gusar. "Mereka di kumpulkan di ruang kesiswaan, untuk di mintai keterangan."
"Gue rasa, beberapa hari kedepan tidak akan ada siswa yang bersekolah." ujar Pelangi menatap keluar jendela.
"Hm, kamu nggak perlu pikirkan itu untuk sekarang, lebih baik kamu istirahat lagi." Binar membantu pelangi untuk merebahkan tubuhnya.
Pelangi mencegat tangan binar saat gadis itu hendak pergi. Binar menoleh kembali menatap Pelangi. "perlu sesuatu?."
"Dimana Bumi?, gue mau ketemu dia."pinta pelangi dengan nada malesnya.
"Kasih Bumi waktu untuk berduka. Setelah dia merasa lebih baik lagi, dia akan kembali kumpul sama kita kita." setelahnya Binar benar benar pergi menjnggalkan Pelangi.
••••••••••
Binar menghampiri ke enam siswa genius lainnya yang tengah menanti dirinya di depan pintu ruang kesiswaan.
"Bagaimana keadaan pelangi?." tanya Angkasa saat Binar baru saja datang.
"Dia baik baik aja, panasnya juga udah turun dan sekarang dia lagi istirahat." jawab Binar.
"Polisi udah ada di dalam. Kita masuk bergilir, hanya dua orang yang di perbolehkan masuk, sisanya tunggu di luar." terang Guntur kepada mereka semua. "Jadi siapa yang mau masuk duluan?."
"Gue sama Kasa yang akan masuk duluan." ujar kejora. Tangan gadis itu menarik Angkasa untuk memasuki ruangan.
Keduanya duduk berdampingan di sofa. Sedangkan di sebrang meja ada dua polisi yang duduk berhadapan dengan keduanya.
"Kalian berdua siswa genius class bukan?." tanya seorang polisi perempuan kepada mereka berdua.
Angkasa dan kejora mengangguk secara bersamaan. "Benar, kita memang dari genius class." jawab kejora setenang mungkin untuk interogasi kasus ini.
"Perkenalkan saya Rinjani Ajeng Puspita dan di samping saya ada detektif Rigel Aelius kale. Kalian berdua bebas mau panggil kami apa."
"Apa yang terjadi tadi malam?." tanya Jani.
"Kami mengikuti kuis malam, namun malam tadi berbeda. Kuis yang biasa kami lakukan berganti jadi sebuah game."jawab Kejora dengan tangan memilin ujung rok, sangking gugurnya gadis itu.
"Game seperti apa?." Tanya polis jani lagi.
Tangan polwan cantik itu sibuk menulis sesuatu pada sebuah kertas."Sama seperti kuis, yang membedakan cuma satu, ada yang lolos dan akan ada yang tereliminasi." sambung Angkasa. Menggenggam tangan Kejora guna menenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pyramid high school : genius class ( telah terbit)
Teen FictionTerdapat tiga tingkatan di pyramid high school Tingkat pertama duduki oleh sepuluh siswa dengan kemampuan di atas rata rata.ke sepuluh siswa tersebut menempati genius class.kelas yang hanya di khususkan untuk siswa pintar saja. Di tingkat kedua ada...