15.buku agenda.

100 31 17
                                    




Happy reading

Binar dan Kejora mengikuti langkah kaki Bumi dari belakang. Kedua gadis itu bingung dengan arah tujuan sang pemuda.

"Sebenarnya kemana tujuan kita Bumi?." tany Binar penasaran begitupun sebaliknya Kejora.

Bumi hanya diam enggan untuk menjawab. Langkah pemuda terhenti, salah satu tangan membuka knop pintu dan berjalan masuk.

Binar dan kejora masih enggan untuk masuk ke dalam. Keduanya saling melirik satu sama lain.

"Masuk aja." ujar Bumi dari arah dalam. Pemuda itu menduduki diri di samping Pelangi yang tengah sibuk dengan hp di tangannya.

"Siapa?." tanya Pelangi menatap penuh tanya kepada Bumi.

"Pelangi kamu ngapin di sini?." tanya Binar dengan raut kagetnya.

"Lo juga ada urusan sama bumi?, kita berdua keluar aja selesaiin dulu urusan kalian berdua baru gue sama Binar ." Kejora mulai menarik tangan Binar untuk keluar dari ruangan itu.

"Kalian lanjut aja, gue juga penasaran sama urusan kalian berdua sama Bumi atau ada sesuatu yang nggak boleh gue ketahui sama sekali?, gue aja yang pergi." Pelangi berdiri dari duduknya hendak pergi. Namun tangan gadis itu di cekal oleh Bumi. Pemuda itu mengode Pelangi untuk duduk kembali.

"Sebenarnya apa yang mau kalian bahas sama gue?." tanya Bumi. "Apa ada hal yang mendesak?."

Binar dan kejora menghampiri keduanya kembali dan ikut duduk berseberangan dengan Pelangi dan Bumi. Kejora dengan malasnya juga ikut bergabung.

"Aku nemuin sebuah buku agenda di taman." Binar mengeluarkan sebuah buku dari dalam tasnya, kemudian meletakkan buku tersebut ke atas meja.

"Lalu?." tanya Pelangi.

"Kamu bisa lihat sendiri isi dari buku itu." Pelangi mengulurkan tangannya mengambil buku tersebut. Gadis angkuh itu dengan tenang membaca satu persatu kalimat yang ada di dalam buku. Bumi juga ikut melihat isi di dalamnya.

"Kasus ini saling berkaitan." guman Pelangi. Gadis itu kembali menggulir halaman selanjutnya. Ada beberapa foto yang tertempel di dalam buku itu. Si gadis mengambil semua foto tetsebut, lalu berdiri menuju papan tulis dekat beberapa layar komputer milik bumi berada.

"Ngi kok lo robek bukunya?!." jerit Kejora berdiri dari duduknya. Binar menarik pelan tangan Kejora untuk duduk kembali.

"Diam Kejora suara kamu terlalu keras." peringat Binar.

Pelangi menempelkan satu persatu kembali foto itu pada papan tulis lalu menulis dengan spidol kejanggalan kejangggalan dari kasus itu.

"Kasus pertama siswa bunuh diri bernama Lintang Ivander Alvarano di temukan di atas rooftop dengan luka sayatan di Bangian tangan kiri. Di temukan pula ada tiga bekas suntikan di pergelangan tangan kiri serta kertas kecil dengan lambang tiga kepercayaan di genggaman tangan kanannya." kini pandangan Pelangi terhenti di foto ke lima. Gadis angkuh itu memandang rumit pada foto tersebut.

"Ngi kenapa?." Bumi berjalan menghampiri sang gadis, begitu pula dengan Binar dan Kejora.

"Haa ... kenapa?." tanya Pelangi seolah sadar dari lamunannya. Gadis itu menghela napas pelan." Gue kepikiran aja sama nasib anak kembar itu, mereka menyasikkan sesuatu yang mengerikan."ungkap Pelangi. Tangan gadis itu kembali menulis di papan tulis.

"Dari kedua kasus ini apa kesimpulan kalian?." tanya Pelangi menunjuk kedua kasus tersebut secara bergantian menggunakan spidol yang telah tertutup.

"Kertas dengan tiga lambang kepercayaan." celetuk Bumi.

Pyramid high school : genius class ( telah terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang