20. RSJ Harapan Keluarga.

94 27 7
                                    



                 Happy reading



Binar keluar dari dalam kamar mandi dengan pakaian lengkapnya. Gadis itu berpakaian rapi pagi ini,  perhatian gadis itu tertuju sebentar pada tiga gadis remaja yang masih bergelung di atas kasur.

Binar melangkah ke arah jendela membuka lebar lebar tirai hingga cahaya matahari pagi memantul ke dalam.

"Nar, masih pagi banget kenapa di buka tirainya." guman Pelangi berpindah posisi membelakangi cahaya matahari.

"Ngi, bangun kamu mau ikut aku ke suatu tempat nggak?." tanya Binar. Tangan gadis itu mengguncang pelan bahu Pelangi.

"Kemana?." suara serak khas bangun tidur itu berguman lagi. Mata gadis itu masih terpejam turun dari kasur dan berjalan sambil sesekali meraba dinding menuju kamar mandi. Binar yang melihat nya hanya geleng gelang kepala.

Lima belas menit menunggu, pelangi telah siap dengan pakain rapinya. Keduanya keluar asram meninggalkan Kejora dan Bintang masih bergelung dengan selimut.

"Sebenarnya kita mau kemana?." tanya Pelangi, membuka pertanyaan.

Binar masih belum menjawab, gadis itu membuka pintu taksi lantas masuk kedalam di ikut pelangi.

"Jalan pak." pinta Binar. pandangan gadis itu beralih menatap pelangi. "Ke RSJ Harapan Keluarga ya pak." sambung gadis itu.

Tanpa perlu jawaban dari Binar lagi, Pelangi juga sudah tau kemana arah tujuan mereka saat ini.

                           ••••

Pelangi dan Binar menatap gedung di hadapannya dengan tulisan

RSJ HARAPAN KELURGA.

Keduanya berjalan berdampingan memasuki loby rumah sakit.tujuan Binar adalah ke arah resepsionis.

"Apa rencana lo Binar?." tanya Pelangi.

"Nanti kamu juga tau. Kamu bisa akting kan?, kita buat sedikit sandiwara untuk memperoleh suatu fakta yang menarik." ucap Binar sambil mengerlingkan matanya ke arah Pelangi. Pelangi mengernyitkan dahi bingung.gadis itu sama sekali tidak paham dengan maksud serta tujuan Binar.

"Ada yang bisa saya bantu?." tanya sang resepsionis saat melihat kedatang dua remaja tersebut.

"Apa saya bisa bertemu dengan dokter Clara Farisha Iftin?." tanya Binar, tersenyum tipis kepada sang resepsionis. Pelangi semakin di buat bingung dengan Binar.

"Apa dokter Clara juga bekerja di rumah sakit jiwa ini?." tanya Pelangi pelan. Binar menoleh dengan kedua bahu di angkat ke atas.

Sang resepsionis memandang Binar dengan raut bingung. "Kalau boleh tau, adek siapa ya dokter Clara?."

"Kami sepupu jauh dari dokter Clara." jawab Binar lagi. " Beberapa tahun belakangan ini kita lost contact dengan beliau."

"Tunggu sebentar." Resepsionis itu memulai menghubungi seseorang.

(....)

"Hallo dokter ada dua gadis dari keluarga dokter Clara datang berkunjung."

(......)

"Baik dok." telpon terputus. Resepsionis kembali menatap kedua gadis di hadapannya.

"Saya tidak ada hak untuk memberitahu tentang dokter Clara kepada kalian berdua selain direktur rumah sakit ini, untuk itu mari saya antar kalain bertemu dektur rumah sakit."

Binar dan Kejora berjalan mengikuti langkah resepsionis itu sampai ketiganya tiba di depan pintu. Keduanya masuk kedalam ruangan tetsebut setelah sang resepsionis pergi.

Pyramid high school : genius class ( telah terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang